Jadilah, Sabtu kembali lagi, tapi kali ini yang mengantar suami. Saya tanya apakah sampah di got masih menumpuk? Ternyata masih.Â
Ya ampun, belum juga? Hitungan saya itu sudah sebulan lho. Saya jadi gregetan sendiri.Â
Kenapa pejabat di Kelurahan Ratu Jaya, pejabat Puskesmas Ratu Jaya, dan pengurus RT/RW di perumahan Permata Depok Regency duduk bersama membicarakan masalah ini?
Kalau memang, ini misalnya ya, pihak Dinas belum merespon, kan pihak-pihak itu bisa bermusyawarah mencari jalan keluarnya.Â
Misalnya, dengan mengerahkan petugas kebersihan di kelurahan, puskesmas, dan perumahan untuk bersama-sama membersihkan area taman. Saya yakin dalam beberapa jam bisa terselesaikan.Â
Area perumahan kan pasti di setiap sektor atau blok atau RT memiliki petugas kebersihan masing-masing. Kalau dikumpulkan ditambah petugas kebersihan dari kelurahan dan puskesmas, saya pikir cukup itu untuk berjibaku membersihkan area taman. Â
Atau menghidupkan kerja bakti. Warga di sekitar turut membersihkan lingkungan, bergotong royong. Bisa dengan kembali menggerakkan kerja bakti demi kebaikan bersama.Â
Taman pun menjadi indah dan terhindar dari berbagai penyakit seperti demam berdarah karena sarang-sarang nyamuk ikut terberantas.Â
Namun, sejatinya, jika masyarakat sekitar turut menjaga kebersihan lingkungan, bisa jadi tumpukan sampah tidak ada. Semisal tidak membuang sampah sembarangan dan membuang sampah pada tempatnya.
Adanya pemandangan tumpukan sampah ini menjadi cerminan bagaimana perilaku warga dalam menjaga lingkungan. Iya, kan?
Saya coba konfirmasi ke nomor kontak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, di 02187746031, sebagaimana tertera di depok.go.id, tapi tidak ada yang menjawab. Berulang kali, ya begitu lagi, begitu lagi.