Ini juga hal yang saya selalu tekankan kepada anak-anak saya. Bisa dibilang saya juga cerewet untuk hal yang satu ini. Dari apa yang saya ketahui setiap 12.000 kertas yang dihasilkan mengorbankan satu pohon di hutan. Bisa bayangkan butuh waktu berapa lama untuk menumbuhkan 1 pohon di hutan?Â
Selama pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 ini, saya selalu meminta anak-anak untuk memakai buku tulis bekas yang masih bisa dipakai saat mengerjakan tugas-tugas sekolah.Â
Tugas-tugas ini kan tidak diserahkan dalam bentuk fisik tapi dalam bentuk file atau foto yang dikirim ke Google Class Room atau link. Jadi, buku tulis bekas kelas sebelumnya yang masih tersisa ya dimanfaatkan saja. Tidak perlu beli buku baru.Â
Jika ada tugas menggambar, anak saya selalu menggunakan kertas hvs bekas pekerjaan saya dengan memanfaatkan halaman belakangnya. Dengan cara ini, setidaknya saya mengedukasi anak saya untuk lebih bijak menggunakan kertas.Â
Saya juga kerap memanfaatkan sisi kertas yang masih kosong buat mencatat pekerjaan yang saya ikuti secara online, atau coret-coretan saat saya mengajarkan anak saya mengerjakan tugas-tugasnya atau mencatat daftar belanjaan atau lain-lainnya.Â
Ketika pembelajaran tatap muka mulai ditetapkan secara terbatas, baru deh saya beli beberapa buku tulis untuk anak-anak.Â
Hemat bukan? Dengan cara seperti ini setidaknya saya turut berperanmelindungi hutan.
4. Memakai tisu seperlunya
Wah untuk urusan yang satu ini, saya juga cerewet. Saya selalu tekankan kepada anak-anak saya, terutama pada anak pertama saya, untuk memakai tisu seperlunya. Kalau anak saya ambil tisu langsung beberapa lembar, saya lantas menegurnya.Â
Saya mengajarkan untuk mengambil selembar dulu. Jika dirasa masih kurang ambil lagi selembar. Atau selembar tisu itu dilipat-lipat lalu digunakan untuk melap mulut bekas makan. Kalau dirasa kurang bersih, buka lipatan, lap lagi.
Terkadang tisu bekas pakai yang masih kering saya pakai lagi buat melap meja makan yang basah atau kena noda makanan atau melap kompor gas dari percikan minyak goreng atau lain-lain.Â