Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apakah Pembagian Kuota Internet Gratis Sudah Tepat Sasaran?

25 September 2020   12:35 Diperbarui: 25 September 2020   12:44 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya coba browsing, sinyalnya lumayan ok. Kenapa beda dengan operator yang satu itu ya yang sering "E" atau error? Baguslah kalau ternyata kualitas jaringan operator itu ok juga.

Ya kan sayang saja kalau jaringan jelek kuota gratis jadi percuma juga dipakai. Sinyal yang naik turun pastinya akan menghambat kelancaran proses pembelajaran jarak jauh.

Tapi anak pertama (kelas 9) dan anak kedua (kelas 8) saya tidak mau pakai. Alasannya tidak mau ganti nomor. Alasan lainnya, di rumah sudah pakai WiFi, jadi buat apa ganti kartu?

"Lagi pula paket kuota gratis nggak bisa dipakai buat keperluan lain selain untuk kegiatan belajar yang waktunya juga udah ditentuin," kata anak pertama saya, Putik Cinta Khairunnisa.

Ibu wali kelas saat menerangkan pembagian kartu perdana paket internet (Dokumen pribadi)
Ibu wali kelas saat menerangkan pembagian kartu perdana paket internet (Dokumen pribadi)

Sesuai dengan Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemendikbud Nomor 14 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Kuota Data Internet Tahun 2020, bantuan kuota dibagi dalam dua penggunaan.Kuota umum: Kuota yang dapat digunakan untuk mengakses seluruh platform dan aplikasi; dan Kuota belajar: Kuota yang hanya dapat digunakan untuk mengakses laman dan aplikasi pembelajaran.

Ya, ya, ya, ya sudahlah. Saya tidak bisa memaksa. Kalau kartu perdana itu dihibahkan ke yang lain apa bisa? Pertama, kan semua siswa dapat. Baik siswa dari keluarga mampu atau kurang mampu, semua dapat.

Kedua, nomor kartu itu sudah terinput ke sistem dengan NIK nama anak bersangkutan. Jadi, sepertinya tidak mungkin juga. Eh, apa mungkin?

Menurut saya, pembagian kuota gratis ini seharusnya diberikan ke siswa yang benar-benar membutuhkan. Tidak dibagikan secara merata. Seharusnya diutamakan kepada siswa yang mengalami kesulitan ekonomi bila harus menambah beban pulsa.

Pihak sekolah bisa mendata mana siswa yang di rumah pakai WiFi, dan mana siswa yang tidak ada masalah dengan kuota. Penyortiran data ini penting dilakukan agar bantuan subsidi kuota bisa tersalurkan secara tepat sasaran. Apakah sulit untuk melakukan pernyotiran?

"Iya, kuota gratis itu kan nggak semua rumah siswa sinyalnya bagus untuk pemakaian kuotanya. Teman kakak aja ada yang ngeluh gitu," kata anak saya menanggapi pernyataan saya.

Berbeda dengan anak ketiga saya yang pelajar kelas 3 SD, kuota gratis disalurkan ke nomor hp yang sudah ada. Tidak diminta mengganti dengan kartu perdana baru. Wali kelas hanya memastikan apakah nomor telepon yang dilist sudah sesuai atau tidak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun