Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surat yang Kutinggalkan

17 Februari 2024   19:29 Diperbarui: 17 Februari 2024   21:40 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Keyza saat menulis surat yang akan ia tinggalkan (sumber fhoto iStock)

 

Salam, Keyzia

Tiga bulan sudah berlalu.  Ingatan tentangmu masih melekat, sel kangker di otakku bisa membunuhku, tapi tidak bisa membunuh semua ingatanku tentangmu.

Apakah kamu sudah membaca surat yang kutinggalkan? Apakah kamu sudah hidup bahagia bersama yang lain? Dan tidak ada lagi sisa memory dalam ingatanmu tentang aku?

Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padamu, di sisa waktuku. Dulu kamu melarangku memelihara kucing, dengan alasan. "Aku alergi dengan bulu kucing, Za," ucapmu ketika itu. Tapi... mengapa kamu menghadiahkan kucing lucu di hari ulang tahun selingkuhanmu?

Apakah bunga mawar yang kutanam di halaman rumah sudah tumbuh dan berbunga? Ah... iya, aku lupa jika kamu tidak suka bunga.

Sumber fhoto iStock
Sumber fhoto iStock

Seandainya kamu tau, di balik canda dan tawamu, ada sesorang yang setia menunggumu, meski canda dan tawamu hanyalah kebohongan belaka, dan kamu tidak menyadari itu, seakan tidak peduli dan menganggap semuanya tidak apa-apa.

Hingga akhirnya seseorang itu pergi bagaikan tertiup angin, semakin jauh dan tak dapat di gapai, aku lelah dengan waktu yang tidak berfihak kepadaku

Mungkin kamu sudah melupakan, ada sepotong hati yang remuk tak terbentuk, di sisa waktu yang hanya tinggal menghitung detak jam per menitnya. Kupejamkan mata untuk mengingat semuanya, memoryku tentangmu terkumpul sempurna. Wajahmu menjelma dengan nyata.

Senyummu, alismu, hidungmu, parasmu... namun aku tak mampu menyampaikan seribu pertanyaan yang menyatu jadi rindu. Karena....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun