Mohon tunggu...
Nendela ritnaagustin
Nendela ritnaagustin Mohon Tunggu... Perawat - Nendela

Belajar dari kegagalan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Road to Life

5 Maret 2020   07:59 Diperbarui: 5 Maret 2020   08:01 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

#1
Pengenalan

    Namaku Sheila Dinda Azzahra tapi orang banyak memanggilku dengan sebutan Zahra, aku tinggal disebuah kampung kecil di daerah Bandung Barat. Aku merupakan anak ke-2 dari seorang Ayah hebat juga Ibu super kuat. Mereka adalah pahlawan yang jasanya benar-benar aku rasakan selama bertahun-tahun. Aku sangat bersyukur dengan hidup ini, tuhan menakdirkanku untuk menjadi salah satu kebahagiaan mereka. Untuk kalian mungkin ini tidak terlalu penting karena nantinya ini bukanlah pokok pembahasan yang akan diceritakan, namun aku ingin sedikit berbagi bagaimana dengan hebatnya mereka membesarkanku.
    Sedari kecil aku bukanlah anak aleman (manja) yang semuanya akan terlaksana jika aku memintanya. Mereka selalu mengajarkan bagaimana aku harus menjadi manusia cemerlang, manusia yang bertanggung jawab, manusia yang bermanfaat, yang paling penting adalah menjadi manusia yang berhati besar. Tapi, kenyataannya aku belum bisa seperti itu. Sesederhana itu namun terkesan luar biasa bagiku.
    Cerita ini dimulai ketika aku duduk di bangku kelas VI SD dimana beberapa bulan kedepan aku akan menghadapi Ujian Nasional yang akan menentukan kemana aku akan melanjutkan sekolah. Sejak kelas V SD aku sudah mempunyai keinginan untuk melanjutkan sekolah di SMPN 2 PADALARANG. Meskipun bukan sekolah yang difavoritkan oleh banyak kalangan, tapi sekolah itu mampu membuatku tertarik untuk masuk kesana dan alasan lain karena aku sudah mengenal banyak siswa/i nya disalah satu akun sosial mediaku. Hari menuju perpisahan pun tiba, dimana aku dan teman-teman sibuk mempersiapkan baju yang akan dikenakan hingga pertunjukan apa yang akan ditampilkan. Hingga pada akhirnya hari itupun tiba, hari itu aku memakai kebaya dan terlihat sangat ayu saat dikenakannya. Beberapa hari setelah hari itu, hari pembagian Nilai Ebtanas Murni (NEM) pun tiba, hari yang menurutku sangat amat menegangkan karena takut aku tak bisa masuk sekolah yang aku impikan. Tetapi rasa takut itu pun menjadi kebahagiaan yang luar biasa setelah orang tuaku memberitahu bahwasannya aku lolos dan masuk kesekolah impiaku itu.

#2

Masa Orientasi Sekolah (MOS)

   Hari pertama sampai terakhir MOS aku jalani dengan penuh semangat.
    "Oke, adik-adik sekarang hari terakhir kaka-kaka disini bisa memperkenalkan adik-adik semua tentang sekolah ini, besok kalian siapkan alat tulis dan jangan lupa belajar karena besok kalian akan mengerjakan soal psikotes yang akan menetukan kalian masuk kelas mana, oke adik-adik?"
    "Oke ka" jawab kami serentak
   Malam harinya aku belajar dengan sungguh-sungguh alasannya karena aku ingin masuk kelas unggulan disana. Keesokan harinya, setelah dibagikan soal serta lembar jawaban aku segera mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan penuh antusias. Sehari setelahnya, informasi tentang kelas pun diumumkan. Aku berdiri paling depan dan sangat menantikan pengumuman tersebut.
    "Tahun ini dibagi menjadi 9 kelas yaitu dari A-I, dan tahun ini juga tidak ada kelas unggulan semuanya sama" ucap kesiswaan.
    Harapanku untuk bisa masuk kelas itu akhirnya harus pupus. Tapi disisi lain aku sedikit merasa senang karena takutnya jika ada pun aku tak bisa masuk kesana dan guru-guru bisa mendiskriminasi kelas lainnya.
   "Oke tadi bapa sudah sebutkan ya murid dari kelas A-C sekarang giliran kelas D, Sheila Dinda Azzahra silahkan langsung masuk ke kelas yang sudah disiapkan"
    Aku pun langsung beranjak pergi menuju kelas itu, ketika masuk ke dalamnya aku merasa bingung harus duduk dengan siapa karena tidak ada satupun temanku masuk ke kelas yang sama. Akhirnya aku memberanikan diri untuk segera duduk dibangku paling belakang lalu tiba-tiba saja seorang perempuan menghampiriku.
    "Disini kosong? Boleh aku duduk disini? Soalnya kursi yang lain sudah penuh" tanya perempuan itu dengan senyum tipisnya.
    "Boleh, lagian aku pun belum punya temen dikelas ini, teman-teman aku semuanya dikelas lain" jawabku dengan perasaan senang dan malu.
    "Yasudah kita kenalan yuk, nama aku Azmi aku sering dipanggil ami." Ajaknya tersenyum sembari mengulurkan tangannya.
    "Oh Azmi kenalin namaku Sheila Dinda Azzahra aku lebih sering dipanggil Zahra" jawabku sambil berpikir karena menurutku nama itu sudah tak terasa asing ditelingaku.
    "Oh Zahra, yasudah mulai sekarang kita jadi teman sebangku yaa sampai 3 tahun kedepan, setuju?"
    "Oke, sepertinya sebelumnya aku sudah pernah kenal kamu deh, kamu tk di .. ya?
    "Iya, ko bisa tau? Kamu disana juga?''
    "Iya ami, yaampun ga nyangka banget bisa ketemu lagi setelah 6 tahun ga ketemu"
    "Ami juga seneng banget ih"
    Setelah hari itu dari mulai hari senin sampai 3 tahun kedepan aku mulai belajar dengan sungguh-sungguh, alasan sungguh-sungguh disini karena aku ingin meningkatkan prestasi, dan juga aku tak mau kalah dengan orang-orang yang berpikiran sama denganku.
    Ujian Sekolah pun tiba aku yang waktu itu kelas 7 mendapat bagian untuk mengerjakan ujian bersama kelas 8 tepatnya mereka adalah kaka kelasku. Di tengah fokusnya mengerjakan soal ada saja seseorang yang selalu membuat kekonyolan yang membuat kelas tidak terasa hening sepi. Nyaman rasanya bisa mendapat ruangan bersama orang-orang yang bisa dibilang sangat seru yang mungkin takkan bisa aku dapatkan di tahun berikutnya, karena posisi aku yang sudah menjadi mereka (senior) yang dimana aku dan teman kelas yang lain akan mengerjakan soal bersama adik kelas yang akan datang.

1 tahun Kemudian ...

    Tepat ketika aku kelas 2 SMP, aku menjadi perempuan yang sangat menyukai olahraga, mulai dari lari, basket, volly sampai olahraga lainnya. Tapi dari itu semua ada salah satu olahraga yang menjadi favoritku yaitu Berenang selain tekniknya yang terihat mudah ditiru, banyak hal positif yang bisa didapat tubuh super gedeku hehe juga aku merupakan perempuan yang sempat bermimpi menjadi seorang perenang hebat. Hingga pada akhirnya aku mendaftarkan diri menjadi anggota disalah satu club masih di Bandung Barat.
    Setelah aku bergabung bersama club tersebut kebiasaanku menjadi berubah yang setiap harinya menghabiskan waktu dirumah, bersantai di kamar, nongkrong bersama teman setiap pulang sekolah, hal tersebut menjadi jarang aku lakukan. Yang mana kebiasaanku menjadi banyak menghabiskan waktu di air, banyak mengayuh tangan, sering berpanas panasan, tidak punya waktu banyak untuk istihat atau bersantai hingga kecaman dari pelatih yang selalu didapat setiap kali latihan. Meski begitu, aku jarang megeluh karena itu semua adalah awal juga proses dari impianku.
    Beberapa dari temanku menyebut jika berenang itu adalah salah satu olahraga yang memiliki resiko besar seperti halnya terjadi keram betis ketika ditengah kolam, kemasukan air pada hidung, kulit belang hingga pekat hitam dan masih banyak resiko lainnya. Tapi aku selalu berpikir jika ingin menjadi orang yang besar maka pengorbanannya pun harus sebanding dengan apa yang ingin diraih.
    Hampir setiap hari waktuku habis digunakan latihan, kecaman pelatih yang semakin hari semakin terbiasa aku dengar. Hingga suatu hari aku diberi tawaran untuk mengikuti pertandingan. Sebenarnya aku belum yakin jika mengikuti itu akan akan langsung membawa mendali emas tapi bagaimanapun aku harus mencobanya terlebih dulu.
    Beberapa minggu sebelum pertandingan, latihanku semakin rutin siang hingga larut malam aku gunakan untuk latihan, sementara jika melakukan satu kesalahan itu sama saja seperti menantang pelatih untuk bertarung. Sesekali aku pernah sedikit mengeluh karena lelah yang tak tertahankan, ketika pelatih melihat dan memintaku untuk melakukan sprint kembali tapi aku tidak mengikutinya karena kondisi fisik yang sudah tak sanggup dan ketika itu pula terlontar ucapan pelatih yang cukup merendahkanku. Aku menangis, rasanya tidak tahan jika terus didengarkan kemudian aku kembali turun dan meneruskan latihanku.
    Mungkin kurang lebih sekitar seminggu sebelum pertandingan dimulai, aku bersama teman yang lain harus mengikuti upacara yang mungkin tujuannya untuk peresmian pertandingan nanti,  juga untuk saling mengenal antar Atlet lain setelah itu masih banyak rangkaian lainnya. Senang rasanya, karena untuk pertama kalinya aku diberi kesempatan menjadi satu dari ribuan Atlet terpilih, senang bisa menjadi perwakilan untuk kotaku sendiri, dan yang paling membuatku senang adalah dukungan orang tua yang terus diberikan untukku.

#3

Hari Pertandingan ...

    Hari pertandingan tiba aku sibuk mempersiapkan apa saja yang harus aku bawa khususnya mempersiapkan fisik agar benar-benar siap melawan ribuan Atlet terpilih yang siap menjadi musuh diatas air nanti mau itu teman atau sahabat sekalipun.
     Tiba ditempat aku langsung mempersiapkan diri dan menunggu namaku untuk segera dipanggil oleh panitia disana. Setelah hampir 4 jam menunggu akhirnya namaku dipanggil dan segera bergegas untuk menuju pusat suara bersama teman-teman lain yang beberapa menit lagi akan menjadi musuhku sendiri.
    Take your marks tittttt
    Aku awali dengan start yang lumayan sempurna namun, ketika ditengah kolam kakiku tiba-tiba keram yang sakitnya luar biasa aku rasakan membuatku langsung tereliminasi. Namun aku pikir wajar saja jika aku harus langsung merasakan itu, karena memang sebelumnya aku tidak melakukan pemanasan yang baik. Selain dari itu, aku juga punya satu kesempatan lagi untuk dapat memenangkan 1 dari 3 mendali yang telah dipersiapkan.
    Sekitar setengah jam kemudian terdengar namaku kembali dipanggil oleh salah satu panitia disana, aku hanya berharap aku bisa berhasil mencapai finish tanpa hambatan apapun tidak seperti awal pertama kali tadi. Lalu aku kembali menuju balok start kemudian melakukan start akhirnya aku berhasil menjadi orang ke-4 yang pertama mencapai finish. Meskipun bukan menjadi 3 besar dan tak bisa mendapat mendali apapun rasanya aku bahagia karena ini merupakan pertandingan perdanaku dan aku bukan menjadi orang terakhir yang mencapai garis finish.
    "Maap ya mah aku belum bisa dapat mendali itu" ucapku dengan perasaan sedih.
    "Iya gapapa sayang, lagian kan itu pertandingan pertama kamu, masih banyak pertandingan didepan mata" sahutnya dengan suara lembutnya
    "Sekali lagi maap yaa mah" sambungku
    "Mama sudah cukup bangga kok sama kamu sayang, kamu udah jadi orang ke-4 yang bisa nyampe finish jadi, pasti pertandingan selanjutnya kamu bisa lebih baik dan lebih hebat lagi, semangattt" katanya dengan suara yang seolah membangkitkanku kembali.
    Setelah itu, aku pulang dengan perasaan yang cukup bangga dengan hasil perjuanganku tadi meski tak membawa satu mendalipun.
    Esoknya aku kembali ke sekolah, teman-teman dikelas sibuk menanyakan mendali apa yang aku bawa akupun menceritakan semua pengalamanku kemarin kepada mereka. Diakhir ceritaku mereka seakan membuatku bangkit kembali untuk terus berjuang dan tidak mudah puas dengan hasil yang sebelumnya sudah aku capai.
    "Kamu udah hebat, kamu sudah menampilkan kemampuan kamu next time kamu bakalan lebih hebat." ucapan dari salah satu temanku sembari memampang ekspresi semangatnya.
    "Iya aamiin, semoga ucapanmu tadi bisa terkabulkan." Balasku dengan penuh semangat.
    Selang beberapa minggu kemudian, ujian sekolah pun kembali tiba dimana semua siswa/i sibuk belajar untuk mendapat hasil yang maksimal. Aku yang posisinya sudah senior tingkat 1 dari mereka (kelas7) harus bisa menjadi contoh baik. Suasana kali ini tidak jauh beda dengan tahun lalu, dimana biasanya senior kita yang tiap harinya membuat ruangan terasa seru kini giliran anak kelasku (Siswa laki-laki dikelas) yang juga berhasil membuat suasana yang tak kalah seru dari tahun lalu.
     Tidak ada yang berkesan setiap hari pembagian raport tiba karena tiap semesternya selalu bukan aku yang menjadi bintang kelas. Meski begitu itu semua tidak mematahkan semangatku untuk terus meningkatkan kemampuanku.

#4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun