Mohon tunggu...
Abraham Nelson Sitompul
Abraham Nelson Sitompul Mohon Tunggu...

Hmm.. siapa saya? Cuman seseorang yang mencoba hidup dari internet sih..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tersesat di Kawah Domas

21 Maret 2015   22:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:18 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14269511031114631942

Hari ini saya ingin berbagi pengalaman tersesat yang baru saja terjadi tadi sore di kawah Domas di kawasan Tangkuban Perahu. Sebenarnya berkunjung ke Gunung ini sudah saya lakukan berpuluh kali. Tetapi selama ini hanya berkunjung ke kawah utama saja yakni kawah Ratu. Dan karena ada teman yang hobi bertualang datang dan mengajak saya untuk berkeliling melihat-lihat tempat wisata di Bandung yang menarik, karena dia belum pernah, maka kami putuskan dari subuh berangkat dari Jakarta.

Tiba di gunung tangkuban perahu waktu telah menunjukkan pukul 2 sore. Dan karena teman saya ingin melihat semua kawah (ada 3) dari dekat, maka kami putuskan mendekat ke bagian bawah kawah ratu, Upas dan Domas. Untuk yang upas hanya dari kejauhan saja karena medannya berbahaya. Saat kami sampai di Domas, sebenarnya ditawari untuk didampingi oleh beberapa anak muda yang nongkrong di pintu masuk. Kami menolak karena berfikir tempat ini adalah obyek wisata. Pasti banyak rambu-rambu yang jelas.

[caption id="attachment_374236" align="aligncenter" width="350" caption="Kawah Domas"][/caption]

Saat sudah dekat kawah (tidak sampai dasar sih), kami cukup surprise dengan keindahannya. Dan tidak sadar bahwa hari makin sore. Kabut tebal telah turun. Jarak pandang sangat terbatas. Kami kesulitan mencari jalan pulang karena pekatnya kabut yang ada di kawah Domas. Bahkan teman saya yang jaraknya kurang dari satu meter yang bergandengan dengan saya saja tidak terlihat. Parah, bukan? Berjalan tanpa lampu senter adalah tindakan bodoh yang kami lakukan di obyek wisata terkenal di kota yang disebut paris van java ini. Dan saat itu kami berjalan sambil berteriak-teriak minta tolong.

Kira-kira selama satu jam, kami berada di dalam kabut pekat di Domas. Sampai akhirnya kami melihat beberapa sorotan lampu senter yang mendengar teriakan kami. Dan ternyata kami didatangi 3 orang anak muda yang tadi menawarkan pendampingan. merekalah yang menolong kami yang telah berjalan terlalu jauh melenceng.

Satu hal yang perlu saya bagikan kepada teman-teman adalah, ternyata kawah Domas memang dikenal memiliki kabut pekat di sore hari. Sebaiknya hindari ke tempat ini menjelang sore. Sebaiknya hanya di pagi hari atau siang. Dan jika terpaksa sore hari, sebaiknya terima saja uluran tangan pendampingan di tempat tersebut. Mereka tidak menerapkan tarif tertentu koq. Cukup seiklasnya saja. Yang penting tidak ada yang tersesat di wilayah mereka.

Kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada pemuda setempat yang saya lupa menanyakan namanya. God alyways bless you. guys..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun