Mohon tunggu...
Nela Dusan
Nela Dusan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi KFLS dan Founder/Owner Katering Keto

mantan lawyer, pengarang, penerjemah tersumpah; penyuka fotografi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertarungan Jantan Terhebat

22 Januari 2019   20:21 Diperbarui: 22 Januari 2019   21:36 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pinterest

Di dunia satwa liar, contoh Harimau, Kuda Nil, Ular, Singa, dan lain sebagainya, terdapat dua event yang akan memaksa para pejantan untuk bertarung: (i) untuk memperebutkan betina saat musim kawin; dan (ii) untuk merebut atau mempertahankan wilayah. Boleh dibilang tidak ada alasan selain dua hal itu. 

Mengapa pejantan harus bertarung? Karena mencari pejantan tangguh dan superior adalah wajib hukumnya. Mereka bertarung sampai diperoleh pemenang. Konsekuensi bagi yang kalah adalah mati terbunuh, mati dimangsa predator lain karena luka parah atau melarikan diri.

Pemenang adalah dia yang terbaik dan berhak mengawini betina. Terkandung nilai mulia dibalik pertarungan  dua pejantan terbaik. Pemenangnya akan mempunyai wewenang penuh di teritorinya berikut berhak mengawini betina-betina dalam clannya dalam rangka menjaga kelangsungan spesies mereka dari generasi ke generasi. 

Kenapa harus satu juara, karena hanya pejantan tertangguh yg berhak membuahi para betina dengan bibit terbaiknya. Jadi pertarungan adalah seleksi alam agar yang terunggul  yang memimpin dan mampu menghasilkan keturunan berikutnya.

Alam menyeleksi siapa yang berhak menjaga kelangsungan spesies-spesies yang ada. Hal itu termasuk dalam paket persyaratan untuk menjadi pemimpin di clan atau grupnya. Tidak akan kita temui ada supporter yang turun memberi bantuan ketika dua pejantan bertarung. Tidak ada yang bawa kotak P3K ketika darah pecundang berceceran. Tidak ada. Semua menunggu hasil. Siapa pemenang dia lah yang berhak mengatur clan. Karena, sudah terbukti dia lah yang terbaik.

Terbayang kan jika proses itu diganggu dari luar. Menjadi pemenang karena dibantu, bukan karena kesuperiorannya maka keturunannya banyak yang cacat misalnya (karena spermanya tidak sebaik jantan yang tertangguh tapi dikeroyok sehingga kalah), akibatnya regenerasi terancam. 

Belum lagi kalau dasarnya tidak yang paling tangguh, bagaimana dia bisa memimpin clan dan melindungi mereka dari serangan luar clan atau serangan pejantan junior yang mulai coba-coba menantang. 

Hidup di hutan berat teman. Makanya hukumnya pun disebut hukum rimba. Semua diselesaikan lewat adu kekuatan, bukan sekedar kesantunan apalagi rasa kasian.

Bagaimana dengan manusia?

Mari kita tengok ajang kontestasi pilpres. Jika di kalangan sekelompok hewan yang jumlah anggotanya hanya beberapa belas atau puluh ekor saja pertarungannya hidup mati, bagaimana pertarungan di level perebutan kursi presiden RI yang rakyatnya berjumlah lebih dari 250 juta orang?

Menurut hemat saya seharusnya kontestasi pilpres pun dilakukan dengan sebenar-benarnya. Kita mencari 'pejantan' tertangguh. Ajang tempur itu bernama Debat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun