Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pertarungan di Ruang Keadilan: Melawan Kegagalan Demokrasi

25 Maret 2024   11:08 Diperbarui: 30 Maret 2024   06:51 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sinopsis

"Pertarungan di Ruang Keadilan: Melawan Kegagalan Demokrasi" mengisahkan tentang konflik politik yang memuncak di Indonesia pasca-pemilu tahun 2024. Ketika Paslon No 2, Bowo-Raka, dinyatakan sebagai pemenang oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Indonesia seolah terperangkap dalam pusaran kontroversi. Paslon lainnya, Paslon No 01 Bedan-Imin dan Paslon No 03 Pranowo-Mafud, menolak menerima hasil tersebut dan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK), menuduh adanya kecurangan dalam seluruh proses pemilu. Dalam cerita ini, pembaca akan dibawa pada perjalanan melintasi koridor-koridor kekuasaan politik, di mana intrik dan ambisi bertabrakan dengan prinsip-prinsip demokrasi. Di tengah gemuruh perjuangan hukum yang menguak lapisan demi lapisan kecurangan, karakter-karakter utama dari berbagai latar belakang masyarakat menemukan diri mereka terjerat dalam pertarungan untuk kebenaran dan keadilan.

Sementara itu, media massa menjadi medan pertempuran baru di mana narasi-narasi bersaing untuk meraih simpati publik dan memengaruhi opini. Di antara kebingungan dan kecurigaan, pertanyaan mendasar tentang masa depan demokrasi Indonesia terungkap: apakah demokrasi hanya sebuah ilusi di bawah bayang-bayang kepentingan politik yang kuat? Dengan detail yang cermat dan plot yang memikat, "Pertarungan di Ruang Keadilan: Melawan Kegagalan Demokrasi" mengajak pembaca untuk menyelami dinamika politik Indonesia dan menantang mereka untuk merenungkan esensi dari demokrasi sejati dalam menghadapi tantangan-tantangan besar.

Bab 1: Kegelisahan di Malam Pemilihan

Di tengah gemuruh kota Jakarta yang tak pernah tidur, Gedung KPU menjadi saksi bisu dari detik-detik penentuan nasib bangsa. Suasana di luar gedung begitu tegang, seolah-olah udara sendiri tergantung pada keputusan yang akan diumumkan dalam hitungan menit. Di ruang tunggu VIP, para pendukung Paslon No 2, Bowo-Raka, berkumpul dengan wajah penuh harap. Mereka sibuk memantau layar televisi besar yang menampilkan suasana di luar gedung. Di antara kerumunan tersebut, Maya, seorang relawan muda, duduk gelisah di kursi. Matanya terus menerawang, berharap hasil yang menguntungkan bagi calon yang ia perjuangkan.

"Tidak sabar menunggu hasilnya, ya, Maya?" tanya seorang relawan lain, Andi, sambil menyodorkan segelas air mineral.

Maya mengangguk, "Ya, Andi. Rasanya seperti masa-masa penting dalam sejarah kita."

Sementara itu, di luar gedung, suasana tidak jauh berbeda. Pendukung Paslon No 01 dan No 03 berkumpul dalam jumlah besar, masing-masing dengan keyakinan mereka sendiri. Di tengah kerumunan, terdengar sorakan dan yel-yel semangat yang menggema di malam itu. Tiba-tiba, suasana hening terisi oleh suara gemuruh dari layar televisi besar di ruang tunggu. Semua mata tertuju padanya saat seorang penyiar berita dengan serius membacakan pengumuman hasil pemilihan.

"Dengan ini, Komisi Pemilihan Umum mengumumkan... Paslon Nomor 2, Bowo-Raka, sebagai pemenang pemilihan presiden dan wakil presiden 2024!"

Ledakan kegembiraan pecah dari pendukung Paslon No 2 di ruang tunggu. Teriakan kegirangan dan pelukan saling memeluk memenuhi ruangan. Maya merasakan campuran antara kelegaan dan kebahagiaan yang mengalir di dalam dirinya. Namun, kebahagiaan itu segera terhenti ketika suara dari sisi lain ruangan memotong kegembiraan mereka.

"Ini kecurangan!" teriak seorang pendukung Paslon No 01, suaranya bergemuruh di tengah ruangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun