Mohon tunggu...
Nazwa Rahmadhany
Nazwa Rahmadhany Mohon Tunggu... Mahasiswa

NIM 43223010128 | Prodi S1 Akuntansi | Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Universitas Mercu Buana | Prof. Dr. Apollo M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey

14 Oktober 2025   10:00 Diperbarui: 14 Oktober 2025   10:00 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Implikasi penerapan pendekatan hermeneutik terhadap praktik akuntansi dan audit modern sangat signifikan. Pendekatan ini membuka ruang bagi pengungkapan berbagai perbedaan tafsir antara manajemen dan auditor, bukan sebagai bentuk kesalahan teknis semata, melainkan sebagai cerminan kompleksitas sosial yang melekat dalam proses pelaporan keuangan. Di era digitalisasi dan big data, ketika informasi keuangan semakin berlimpah dan mudah diakses, peran manusia sebagai penafsir tetap krusial. Data akuntansi yang bersifat numerik tetap membutuhkan interpretasi agar memiliki makna substantif dalam konteks sosial dan etika bisnis. Oleh karena itu, profesional akuntansi tidak hanya dituntut memiliki kompetensi teknis dalam pencatatan transaksi, tetapi juga kemampuan reflektif untuk memahami serta menginternalisasi nilai-nilai moral yang terkandung dalam setiap proses pelaporan.

Lebih lanjut, pendekatan hermeneutik memberikan kontribusi konseptual yang penting dalam analisis laporan keberlanjutan (sustainability report) dan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR). Melalui perspektif ini, evaluasi terhadap angka donasi atau aktivitas sosial tidak berhenti pada pengukuran nominal, tetapi meluas pada upaya memahami narasi etis, nilai kemanusiaan, dan pesan moral yang mendasari tindakan korporasi. Dengan kata lain, hermeneutika memungkinkan para auditor dan peneliti akuntansi untuk membaca laporan keuangan sebagai teks yang memiliki dimensi moral dan budaya, bukan hanya sebagai dokumen ekonomi.

Auditor yang mengadopsi prinsip hermeneutika juga mampu menelusuri bagaimana tekanan pencapaian target laba dapat memunculkan bias atau distorsi dalam pelaporan keuangan. Melalui kesadaran reflektif dan pemahaman kontekstual, auditor dapat menilai integritas laporan keuangan secara lebih mendalam. Dengan mengadaptasi kerangka pemikiran Wilhelm Dilthey, praktik akuntansi, pelaporan keuangan, dan audit berubah menjadi aktivitas yang lebih manusiawi, arif, serta bermakna secara etis. Dalam kerangka ini, laporan keuangan dipandang sebagai “teks hidup” yang menghadirkan dialog antara realitas ekonomi dan pengalaman eksistensial manusia. Akhirnya, pendekatan ini tidak hanya memperkaya dimensi analitis dalam akuntansi, tetapi juga memperkuat relevansinya sebagai ilmu sosial yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan, moralitas, dan kebijaksanaan reflektif.

SITASI:

http://digilib.uinsa.ac.id/19194/3/Bab%202.pdf

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/61258/1/23.%20Buku%20Referensi%20Teori%20Akuntansi.pdf

https://www.academia.edu/24994594/Hermeneutika_Wilhelm_Dilthey_1833_1911_

https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/jsq/article/download/24719/7834

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun