Mohon tunggu...
Nazwa Aulya
Nazwa Aulya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

holaa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Page 145 of 365 in 2016

23 September 2022   20:12 Diperbarui: 23 September 2022   20:19 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

6 tahun yang lalu,tepatnya tanggal 14 Mei 2016,menjadi satu hal yang tak akan pernah aku lupakan. Kali pertama dipercaya untuk mengikuti KSM tingkat kecamatan dengan bidang  perlombaan Pendidikan Agama Islam (PAI).

Doa serta usaha terus dipanjatkan serta dilakukan berharap Allah memberi takdir baik kali ini. Hari demi hari terus terlewati,tak terasa tinggal menghitung hari. Usaha harus dipersiapkan lebih matang agar hasilnya pun sesuai dengan apa yang diharapkan.

Tibalah saat itu,saat dimana aku  harus berjuang demi mendapatkan keberhasilan. Bel berbunyi,pertanda bahwa perlombaan ini akan segera dimulai, ku langkahkan kaki ini ke depan pintu seraya berharap agar Allah permudah segalanya hari ini.

Sayup-sayup terdengar suara seseorang yang menyemangatiku dibalik jendela,dia guruku. Khusus hari ini berilah hamba banyak kemudahan serta kelancaran akan segala hal ya rabb,bismillah ucapku.

Perlombaan pun dimulai,satu per satu test pun selesai diikuti. Beruntungnya atas persiapan sebelumnya,aku dapat mengikuti test ini dengan mudah. Semua kegiatan berjalan dengan baik dan test pun dinyatakan selesai.

Para juri memberikan kami waktu untuk istirahat sembari mereka menyeleksi para siswa yang akan lolos nanti. Hati ini berlari kesana kemari yang tak mengikuti alur dalam diri.

"Gimana,bisa mengisi semua soal?" tanya guruku.

"Alhamdulillah,prakteknya juga lumayan mudah untuk diikuti,"ucapku.

"Alhamdulillah kalo gitu,semoga lolos ya supaya bisa ikut tingkat kabupaten aamiin."

"Aamiin,insya allah,"balasku.

"Jangan putus berdoa,Allah maha pembolak balik hati hambanya,insya allah jika ini sudah menjadi rezekimu pasti akan menemukan jalannya,"ucap guruku.

Hati semakin was was,juri tak kunjung datang untuk memberikan hasil perlombaan hari ini. Guruku tau akan kecemasan yang aku alami seraya berkata " Pasrahkan semuanya kepada Allah,yang penting kamu sudah berusaha sekuat dan semampu mu."

Hatiku sedikit tenang,walau masih liar tak terkendali. 

Ikhlas dan berserah atas apa yang telah menjadi takdirku. Karena aku percaya Tuhan tidak mungkin menakdirkan melainkan ada setitik kebajikan.

Pengumuman pun dimulai,satu persatu bidang perlombaan diumumkan, mata perlombaan yang aku ikuti diumumkan paling akhir. Bismillah semoga kali ini menjadi rezekiku,ucapku.

"Juara 3 dimenangkan oleh Fulan dari sekolah A,"ucap juri.

"Juara 2 dimenangkan oleh Fulan dari sekolah B,"ucap juri juga.

Tibalah juara terakhir yaitu juara 1,batinku menggerutu. Semoga kali ini namaku yang mereka sebut.

"Dan juara pertama dimenangkan oleh Nazwa Aulya dari MI Anwarussalam,"ucap para juri.

Gemuruh tepuk tangan memenuhi seisi ruangan. Tak terasa air mataku menetes,seraya mengucapkan banyak syukur atas takdir baik yang Allah beri untukku hari ini. Guruku memelukku dan mengucap banyak terimakasih,ia tak henti-hentinya tersenyum melihatku.

"Alhamdulillah,selamat yaa kamu lolos ke tingkat kabupaten,usahanya lebih ditingkatkan lagi,karena sainganmu nanti akan lebih banyak dan jangan menganggap remeh,"ucap guruku.

"Alhamdulillah,aamiin terimakasih banyak bu",ucapku.

Saat kita serahkan sepenuhnya ikhtiar kita kepada Allah,percayalah saat itu urusan kita akan baik-baik saja.

Aku ke depan mendatangi para juri untuk mengambil piala,mereka mengucapkan banyak selamat dan menaruh harap semoga di kabupaten nanti aku bisa mendapatkan hal yang sama seperti hari ini. Aku pulang bersama guru dan beberapa siswa lain tetapi tujuan kita bukan ke rumah melainkan ke sekolah untuk memberikan informasi dan piala yang kita dapatkan hari ini.

Kepala sekolah memberikanku pesan untuk tetap berusaha dan jangan menganggap enteng karena nanti sainganku lebih banyak dan mereka pasti akan mempersiapkan usahanya semaksimal mungkin.

Hari-hari sebelum tanggal 28 Mei 2016 datang,aku mempersiapkan segalanya dengan baik,tak terasa waktu tinggal 2 hari,mempersiapkan segala dengan matang tak lupa doa dan restu dari orang tua.

Tanggal 28 Mei pun tiba,aku diantar oleh kepala sekolah dan guru bagian Tata Usaha dengan mobil milik kepala sekolah. Hari ini perlombaan bertempat di Batujajar,aku menambah relasi pertemanan dengan MI lain salah satunya MI-Al Islamiyyah,perwakilan yang lolos ada 3 orang dengan berbagai bidang mata perlombaan salah satunya matematika.

Bel berbunyi,pertanda perlombaan akan segera dimulai. Aku melambaikan tangan kepada guru beserta teman baruku seraya berucap "Semangat,bismillah".Semua peserta duduk dibangkunya masing-masing sesuai dengan nomor yang sudah diberikan. Satu persatu soal mulai dibagikan. 

Semua khusyu dengan soalnya masing-masing. Alhamdulillah hampir semua soal dapat aku ikuti,tak terasa waktu tinggal 5 menit lagi. Di sisa waktu terakhir aku terkecoh oleh banyak soal,sehingga jawabannya tidak dapat diisi sesuai dengan aslinya. Bel kedua berbunyi,pertanda tes berakhir.

Para siswa keluar mendatangi gurunya masing-masing.

"Gimana susah ga?"tanya guruku.

"Lumayan bu,banyak soal yang dijawab dengan asal hehe,"jawabku.

"Kenapa? Ga cukup waktunya apa gatau jawabannya?"tanya guruku.

"Hehe dua-duanya bu."balasku.

"Yasudah tidak apa-apa,kalo memang ini jadi takdirmu pasti akan menemukan jalannya,minta yang terbaik aja ya,kalo kamu lolos ke tingkat provinsi tes nya akan dilaksanakan di Padang."

"Wah Padang bu? Naik pesawat dong,asikk,"tanyaku.

"Iya,banyak-banyak berdoa ya."

Hatiku menjerit,tak menyangka tes yang ke-3 akan dilaksanakan di Padang,tapi untuk tingkat ini aku kecewa dan pesimis dengan diriku sendiri,karena tes tidak sepenuhnya diisi dengan baik. Kali ini tidak banyak berharap karena takut mengecewakan diri terlalu banyak.

Pengumuman pun dimulai,satu persatu nama diumumkan. Dan ya benar namaku tidak tertera disitu. Tidak menaruh banyak harap agar tidak terlalu menyakiti diri sendiri. Aku menghela nafas seraya berucap "Gapapa,mungkin belum rezekinya,gapapa lain kali lagi di masa dan tempat yang berbeda."

Guruku mengelus-elus punggungku seraya berkata "Gapapa,jalanmu masih panjang,hari ini kalah bukan berarti langkahmu terhenti disini,ini hanya urusan waktu dan rezeki. Serahkan semuanya kepada Allah,karena manusia sudah mempunyai jalan takdir dan rezekinya masing-masing."ucap guruku.

Aku hanya membalas ucapan tersebut dengan senyuman,tak terasa air mata kekecewaan mulai membasahi pipi. Menyalahi diri sendiri dikala seperti ini termasuk hal yang wajar,bukan?

Aku,guru,beserta kepala sekolah mendatangi tempat parkir untuk segera pulang. Tapi ternyata,kepala sekolah mengajakku untuk mengunjungi rumah adiknya terlebih dahulu yang jaraknya tidak jauh dari tempat lombaku tadi.

Sembari menunggu adiknya,tepat di sebelah rumah adik kepala sekolahku terdapat toko eskrim,guruku mengajakku untuk menyantap eskrim tersebut.

"Tenang dibayarin ibu ko alias di traktir,ambil aja itung-itung bonus cape hari ini."ucap guruku.

"Bener bu? Makasih banyak ya bu."jawabku.

"Iya santai,ambil sesuai sama apa yang kamu mau,3 juga boleh atau kalo mau sama toko-tokonya juga boleh."ucap guruku.

"Kalo sama toko-tokonya ngga dulu bu,nanti bisa-bisa sering bulak-balik ke dokter gigi."balasku sembari tertawa.

Gelak tawa memenuhi seisi ruang sampai penjaga tokonya pun ikut tertawa. Sedikit mengobati hati walaupun masih sulit untuk melupakan kejadian hari ini.

Ternyata adik kepala sekolahku sedang pergi keluar,rumahnya kosong tak berpenghuni. Kepala sekolah memutuskan untuk langsung pulang dan mengantarkanku ke rumah. Selama di perjalanan,guruku terus menghiburku. Tak terasa rumahku sudah mulai terlihat dari bawah gang komplek.

Aku mengucapkan banyak terimakasih kepada guru beserta kepala sekolah atas kebaikannya hari ini. Ikhlas dan berserah atas apa yang menjadi takdirku,karena aku percaya Allah tidak mungkin menakdirkan melainkan ada setitik kebajikan.

Memang ada banyak hal yang terjadi diluar rencana kita,gapapa mungkin jalannya bukan disitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun