Mohon tunggu...
Nazmi Syahida
Nazmi Syahida Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Learning to love the process

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Komunikasi Menentukan Arah Opini Publik

10 Januari 2020   11:29 Diperbarui: 10 Januari 2020   11:40 2623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persepsi yang merupakan pengalam tentang suatu objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh seseorang dalam menyimpulkan informasi atau memaknai suatu pesan yang sudah diterima oleh individu tersebut. 

Adakalanya individu mempunyai persepsi yang berbeda-beda, hal tersebut bisa terjadi karena banyak kemungkinan. Diantaranya, faktor lingkungan yang mempengaruhinya.

Sebagai contoh, seorang individu yang selalu dituntut menjadi pribadi yang mempunyai pikiran postif atau husnudzon, kepribadian yang jarang memiliki sifat berburuk sangka. Maka individu tersebut ketika dimasukan kedalam lingkungan yang malah sebaliknya, maka yang terjadi adalah persepsi yang sangat berbeda. Maksudnya, ketika individu yang selalu berbaik sangka dihadapkan pada suatu kelompok yang malah suka membicarakan orang-orang, berpikir kritis dan banyak menuntut hal-hal aneh. 

Maka individu tersebut akan mengalami suatu persepsi yang baru, suatu pemikiran yang baru, yang mana sebelumnya ia tidak pernah merasakan hal tersebut sebelumnya. Mungkin pernah, tetapi asing dibenaknya, hal tersebut karena lingkungan yang sebelumnya tidak pernah menuntut seperti itu.

Contoh lainnya, seorang individu yang lingkungan tempat tinggalnya adalah yang religius, tetapi ketika ia ditempatkan pada suatu lingkungan yang kurang religius. Maka yang terjadi adalah keheranan dan terkejut pada sesuatu yang jarang terjadi pada hidupnya sebelumnya. 

Seorang temannya mengatakan bahasa kasar yang sering dipergunakan maka ia akan sangat terkejut, karena mungkin sebelumnya dilingkungan ia tinggal jarang yang mempergunakan kalimat kasar dengan lantang. Sedangkan pada individu lainnya, hal tersebut adalah hal yang lumrah dibicarakan. Meskipun pada dasarnya mengetahui bahwa kalimat yang dilontarkan adalah kalimat kasar.


Lalu, kaitannya dengan opini publik apakah ada ?

Jelas sekali. Opini seseorang menjadi terarah ketika mengetahui banyak hal-hal yang baru dilingkungannya. Mulai memahami beberapa teori opini, sehingga menyimpulkan kepada dirinya sendiri bahwa orang-orang memiliki lingkungan yang beragam tentunya, sehingga yang terjadi pada kita awalnya sebagian ada yang protes dengan opini orang lain, tetapi sebagian yang lain hanya diam dan menimbulkan pertanyaan yang hanya bisa dipendam oleh pribadi. Tetapi, pada akhirnya opini yang beragam tersebut akan diterima meskipun akan sedikit kesulitan di awal.

Seharusnyalah setiap orang mampu menerima opini orang lain, karena pada dasarnya setiap orang mempunyai hak dalam mengemukakan pernyataan ataupun tindakan. Hanya, harus sesuai dengan etika dan memahami hal tersebut, khususnya di Indonesia.

Opini Publik Dalam Media Sosial

Komunikasi menampung banyak wadah yang dimiliki oleh seluruh masyarak. Khususnya, untuk masa kini yang kian canggih teknologi yang dibarenginya. Salah satunya media sosial yang menjadi wadah paling banyak digunakan orang-orang dalam mengeluarkan aspirasi, pendapat, gagasan, mengkritisi dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun