Mohon tunggu...
Naziah Salwa
Naziah Salwa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Esai Nasib Sang Sarjana

2 Desember 2018   21:07 Diperbarui: 2 Desember 2018   22:08 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada salah satu media online  diungkapkan bahwa terdapat lebih dari 3 juta guru yang ada di Indonesia yang berperan sangat strategis untuk menjalankan misi profesi kebangsaan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun lulus dengan gelar S1 kini tak lagi menjadi penentu siap tidaknya seorang tenaga pendidik untuk mengajar di Indonesia. Berdasarkan kebijakan pemerintah tentang program Pendidikan Profesi Guru (PPG), yang tertuang dalam Permendikbud No. 87 Tahun 2013 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan. Program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan para guru yang memiliki minat dan bakat menjadi guru kini bukan lagi khusus untuk S1 kependidikan saja, kini terbuka juga untuk non-kependidikan yang memiliki bakat dan minat untuk menjadi seorang pendidik profesional selama setahun lamanya.[3]

 Hal ini tentunya membuat cemas para tenaga kependidikan yang murni telah memiliki gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) yang seolah tidak memiliki klasifikasi yang cukup mumpuni untuk dapat mengajar. Tapi pada era inilah para sarjana pendidikan di uji untuk dapat memiliki minat dan bakat untuk menjadi guru sesungguhnya.

 Selain memiliki skill untuk mengajar tentu saja ilmu yang dimiliki seorang pendidik harus terus diajarkan agar tidak tenggelam oleh waktu, dan tentu saja gaya pembelajaran anak yang terus berkembang mengikuti zaman harus juga menjadi tugas guru untuk memahaminya. Para guru yang diera saat ini juga harus memiliki kepekaan terhadap situasi dan harus berinovasi agar tidak tertinggal hanya di tempat saja.

 

Hal ini menjadi tantangan bagi para sarjana pendidikan yang pada saat sekarang ini. Di Era Revolusi Industri seperti sekarang ini juga menjadi hal yang baik atau mungkin buruk bagi para pendidik. Hal baiknya adalah semakin banyak sarana pembelajaran yang bisa digunakan pendidik untuk mengajarkan ilmu kepada muridnya, bukan hanya sekedar ilmu yang ditekuninya saja. Bahkan belajar ilmu yang lainnya pun menjadi hal yang mudah. Tapi apabila seseorang tidak mampu mengikuti Era Revolusi Industri yang terjadi sekarang ini, akan sulit untuk berinteraksi saja. Mungkin banyak peserta didik yang akan merasa bosan hingga tidak sampainya ilmu yang kita ajarkan kepada murid.

 

Hal tersebutlah yang menjadi sumber sekaligus sulitnya menjadi guru pada saat sekarang ini. Seorang guru harus mampu lebih dulu mengetahui banyak hal dibandingkan muridnya di dalam kelas. Jikalau tidak akan sulit mengajar karena tidak tercapainya hal yang ingin kita ajarkan.

 Sekarang ini mudah saja mengakses informasi yang sulit sekalipun jikalau kita mampu mengikuti arus dari Era Revolusi Industri 4.0. Tapi sanggupkah seorang pendidik mengikuti arus deras yang terus berubah-ubah sepanjang waktu dengan teknologi pintar yang menjadikan diri kita untuk bermalas diri dan menganggap remeh peserta didik yang mungkin saja lebih tau dari kita. Kunci dari informasi yang ada pada diri seorang pendidik kini sudah bertebaran di luaran sana sehingga lebih banyak lagi orang yang akan menganggap remeh seorang sarjana pendidik. 

Tapi hal tersebutlah yang menjadi kekuatan seorang sarjana pendidikan, setelah ditempa selama bertahun-tahun, yang itupun belum tentu menghasilkan tenaga pendidik yang mumpuni. Masih banyak hal yang harus dipelajari oleh tenaga pendidik untuk mendidik anak didiknya. Bukan hanya sekedar berpangku diri dan membiarkan orang lain lebih maju dari pada kita sendiri, seorang tenaga pendidik lebih senang untuk mengulurkan tangannya dan membantu banyak orang untuk ikut dengannya dijalan yang penuh dengan ilmu.

NOTE:Tidak sempat dibaca paradosen saya jadi saya posting di sini. tolong komennya supaya saya tahu kesalahan saya. 

[1] Andreas Hassim, Relovusi Industri 4.0, (http://id.beritasatu.com/home/revolusi-industri-40/145390), diakses pada hari Kamis, tanggal 15 November 2018, jam 23.40 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun