Latar Belakang
1.Marcus Aurelius (121-180 M) – Filosof Stoik Romawi yang terkenal dengan ajaran-ajaran Stoiknya yang menekankan pentingnya pengendalian diri, penerimaan terhadap kenyataan hidup, dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan hidup.
2.Epictetus (50-135 M) – Filosof Stoik Yunani yang mengajarkan bahwa kebahagiaan berasal dari dalam diri dan bahwa kita hanya bisa mengendalikan pikiran dan reaksi kita terhadap dunia luar.
3.Friedrich Nietzsche (1844-1900) – Filosof Jerman yang dikenal dengan pandangannya tentang kehendak untuk hidup, serta kritik terhadap moralitas tradisional dan konsep tentang “Übermensch” atau manusia yang lebih tinggi.
4.William James (1842-1910) – Filosof dan psikolog Amerika yang berfokus pada pragmatisme dan pentingnya pemikiran positif dalam menghadapi kenyataan hidup serta bagaimana mentalitas dapat membentuk pengalaman.
5.Albert Ellis (1913-2007) – Filosof dan psikolog modern yang mengembangkan Terapi Perilaku Kognitif (CBT) dan menekankan pentingnya mengganti pola pikir negati
Marcus Aurelius (121–180 M) – Filsuf Kaum STOA
Marcus Aurelius menekankan bahwa kita tidak dapat mengendalikan peristiwa eksternal, tetapi kita selalu dapat mengendalikan cara berpikir dan reaksi kita terhadapnya. Dia percaya bahwa kebahagiaan sejati datang dari kemampuan untuk mengendalikan pikiran kita dan bereaksi dengan cara yang rasional. Aurelius percaya bahwa penderitaan sering muncul bukan karena peristiwa itu sendiri, tetapi karena penilaian kita terhadap peristiwa tersebut. Dengan melatih pikiran untuk tetap tenang, rasional, dan positif, kita bisa mencapai kebahagiaan sejati (eudaimonia).
Kutipan Terkenal: “You have power over your mind – not outside events. Realize this, and you will find strength.” (Kamu memiliki kekuasaan atas pikiranmu – bukan atas peristiwa di luar dirimu. Sadari hal ini, dan kamu akan menemukan kekuatan.)