Selama La Niña, peningkatan upwelling di banyak wilayah membawa air yang lebih dingin dan kaya nutrisi ke permukaan. Ini dapat menyebabkan:
- Peningkatan produktivitas plankton
- Peningkatan ketersediaan makanan untuk banyak organisme terumbu
- Potensi ledakan alga yang dapat bersaing dengan karang untuk ruang dan sumber daya
Variabilitas Regional dalam Dampak ENSO
Penting untuk dicatat bahwa dampak El Niño dan La Niña pada terumbu karang tidak seragam secara global. Efeknya bervariasi secara signifikan tergantung pada lokasi geografis:
Pasifik Tropis Timur dan Tengah
Di wilayah ini, seperti Kepulauan Galápagos, Kiribati, dan pantai Pasifik Ekuador, El Niño menyebabkan kenaikan suhu laut yang ekstrem, sering kali menyebabkan pemutihan karang massal dan kematian. Selama La Niña, suhu biasanya kembali normal atau bahkan di bawah normal, yang memungkinkan untuk pemulihan.
Indo-Pasifik Barat
Di kawasan ini, yang mencakup Indonesia, Filipina, dan Great Barrier Reef, El Niño sering dikaitkan dengan suhu laut yang lebih tinggi dan kekeringan, sedangkan La Niña membawa lebih banyak hujan dan siklon. Terumbu di wilayah ini telah mengalami pemutihan parah selama El Niño kuat seperti pada 1997-1998 dan 2015-2016.
Samudra Hindia
Terumbu karang di Samudra Hindia, seperti yang ada di Maladewa dan Seychelles, mengalami efek tertunda dari El Niño, dengan pemanasan maksimum terjadi beberapa bulan setelah puncak suhu di Pasifik. Wilayah ini mengalami pemutihan karang massal selama El Niño 1998, dengan beberapa area kehilangan lebih dari 90% tutupan karang hidup.
Karibia dan Atlantik
Meskipun jauh dari Samudra Pasifik, terumbu karang di wilayah ini juga merasakan dampak ENSO melalui efek telekoneksi atmosfer. El Niño cenderung mengurangi aktivitas badai di Atlantik tetapi dapat menyebabkan suhu laut yang lebih tinggi, sementara La Niña meningkatkan kemungkinan badai dan suhu laut yang lebih dingin.
Interaksi dengan Perubahan Iklim Jangka Panjang
Hubungan antara fenomena ENSO dan terumbu karang menjadi semakin kompleks dalam konteks perubahan iklim global. Pemanasan laut jangka panjang akibat perubahan iklim menciptakan kondisi dasar yang lebih hangat, yang berarti bahwa bahkan El Niño yang relatif lemah dapat mendorong suhu laut melampaui ambang batas pemutihan karang.
Peningkatan Frekuensi dan Intensitas
Beberapa model iklim memprediksi bahwa perubahan iklim akan menyebabkan:
- Peningkatan frekuensi peristiwa El Niño ekstrem
- Waktu pemulihan yang lebih singkat antara peristiwa pemutihan berturut-turut
- Kemungkinan suhu laut yang lebih tinggi bahkan selama fase netral ENSO dan La Niña
Tren ini sangat mengkhawatirkan karena terumbu karang membutuhkan waktu untuk pulih dari peristiwa pemutihan—biasanya setidaknya 10-15 tahun untuk pemulihan penuh. Jika peristiwa stres termal terjadi lebih sering dari periode ini, terumbu mengalami penurunan yang berkelanjutan.
Dampak Kumulatif
Dampak kumulatif dari ENSO dan perubahan iklim menciptakan "efek tekanan ganda" pada terumbu karang:
- Stres kronis dari pemanasan global jangka panjang
- Stres akut dari peristiwa El Niño
- Berkurangnya periode pemulihan La Niña akibat suhu dasar yang semakin tinggi
Kombinasi tekanan ini menguji batas adaptasi dan ketahanan karang, mendorong banyak terumbu ke titik kritis.