El Niño 1997-1998 menyebabkan salah satu peristiwa pemutihan karang global terburuk dalam sejarah, menghancurkan sekitar 16% terumbu karang di seluruh dunia. Peristiwa El Niño 2015-2016 yang lebih parah menyebabkan pemutihan massal yang mempengaruhi lebih dari 60% Great Barrier Reef di Australia.
2. Perubahan Pola Pertumbuhan
Penelitian telah menunjukkan bahwa selama periode El Niño, laju pertumbuhan karang biasanya melambat. Analisis terhadap core karang menunjukkan band pertumbuhan yang lebih tipis selama tahun-tahun El Niño, yang mencerminkan kondisi stres dan pengurangan proses kalsifikasi.
3. Perubahan Struktur Komunitas
El Niño dapat mengubah komposisi spesies dalam ekosistem terumbu karang. Beberapa spesies karang lebih tahan terhadap stres termal dibandingkan yang lain. Setelah peristiwa pemutihan, spesies yang lebih tahan banting cenderung mendominasi, yang mengarah pada penurunan keanekaragaman hayati dan perubahan fundamental dalam struktur ekosistem.
4. Dampak Tidak Langsung melalui Perubahan Angin dan Arus
El Niño juga mempengaruhi pola angin dan arus laut, yang dapat menyebabkan:
- Pengurangan upwelling dan penurunan ketersediaan nutrisi
- Perubahan pola dispersi larva, mempengaruhi konektivitas antar terumbu
- Peningkatan atau penurunan tingkat sedimentasi, tergantung pada lokasi
- Perubahan tingkat salinitas akibat perubahan pola curah hujan
5. Peningkatan Penyakit Karang
Stres termal selama El Niño membuat karang lebih rentan terhadap penyakit. Penelitian menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit karang selama dan setelah peristiwa El Niño, termasuk penyakit band putih, band hitam, dan penyakit lainnya yang dapat dengan cepat menyebar dan menghancurkan koloni karang dalam waktu singkat.
Dampak La Niña terhadap Terumbu Karang
Sementara El Niño sering mendapat lebih banyak perhatian karena dampak pemutihannya yang dramatis, La Niña juga memiliki konsekuensi penting bagi ekosistem terumbu karang.
1. Potensi Pemulihan dari Stres El Niño
Periode La Niña yang mengikuti El Niño sering kali ditandai dengan suhu laut yang lebih dingin, yang dapat memberikan kesempatan bagi terumbu karang untuk pulih dari stres termal. Di beberapa wilayah, La Niña menciptakan "jendela pemulihan" yang penting di mana karang dapat beregenerasi dan membangun kembali populasi zooxanthellae mereka.
2. Perubahan Curah Hujan dan Salinitas
La Niña biasanya membawa lebih banyak curah hujan ke kawasan Indo-Pasifik, yang dapat menyebabkan:
- Penurunan salinitas di perairan dangkal akibat peningkatan aliran air tawar
- Peningkatan limpasan sedimen dan nutrisi dari daratan
- Peningkatan kekeruhan air yang mengurangi penetrasi cahaya
Dampak ini dapat merugikan terumbu karang yang telah beradaptasi dengan kondisi salinitas tinggi dan air jernih, meskipun beberapa spesies karang telah berkembang toleransi terhadap fluktuasi salinitas jangka pendek.
3. Peningkatan Intensitas Badai Tropis
La Niña sering dikaitkan dengan peningkatan frekuensi dan intensitas badai tropis di beberapa wilayah, terutama di Samudra Pasifik Barat dan Laut Karibia. Badai ini dapat menyebabkan kerusakan fisik langsung pada terumbu karang melalui:
- Gelombang besar yang mematahkan struktur karang
- Peningkatan sedimentasi yang mengubur koloni karang
- Perubahan drastis pada kualitas air dan salinitas
Namun, badai juga memiliki beberapa efek positif potensial, seperti mendinginkan permukaan laut yang terlalu hangat dan mengurangi risiko pemutihan, serta menciptakan ruang baru untuk kolonisasi.