1. Informasi Berlebihan = Kelelahan Mental
Setiap hari kita terpapar ratusan bahkan ribuan informasi dari media sosial, berita online, grup chat, dan notifikasi aplikasi. Banyaknya pilihan dan pendapat membuat otak kita kelelahan memilah mana yang penting dan mana yang tidak. Ini menimbulkan paralysis by analysis---ketidakmampuan mengambil keputusan karena terlalu banyak pertimbangan.
2. Budaya Produktivitas Berlebihan
"Kalau kamu tidak sibuk, kamu malas."
Ungkapan semacam ini begitu melekat di masyarakat digital. Platform seperti LinkedIn, Instagram, bahkan TikTok penuh dengan narasi sukses, hustle, dan pencapaian. Tekanan untuk "terus bergerak" dan "selalu menghasilkan sesuatu" menciptakan tekanan internal. Ketika seseorang merasa tidak cukup produktif, muncul rasa bersalah dan pikiran yang terus berputar: "Apa aku cukup baik?"
3. Media Sosial: Lahan Subur Overthinking
Scroll lima menit di Instagram, kita bisa melihat teman liburan, orang lain beli mobil baru, atau mantan menikah. Reaksi kita mungkin tidak langsung tampak, tapi di dalam hati mulai muncul bisikan-bisikan: "Aku ketinggalan jauh... Apa aku salah ambil jalan hidup?"
Perbandingan sosial (social comparison) ini menjadi salah satu penyebab overthinking modern yang paling umum.
Dampak Negatif Overthinking
Overthinking tidak hanya mengganggu emosi, tetapi juga membawa dampak nyata pada kehidupan:
Gangguan Tidur:
Pikiran yang tidak berhenti bekerja membuat seseorang sulit tidur nyenyak. Tidur jadi tidak pulih dan esok harinya tubuh terasa lelah.Menurunnya Produktivitas:
Karena terlalu lama berpikir, keputusan tidak kunjung diambil. Energi habis untuk berpikir, bukan bertindak.-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!