Pernahkah kamu merasa kesal saat sedang curhat, tapi lawan bicaramu malah merubah topik ke dirinya sendiri(?) Atau mendadak ilfeel karena temanmu tidak peka dan tidak bisa menangkap isyarat halus bahwa kamu sedang ingin sendiri(?)
Mungkin masalahnya bukan semata-mata karena mereka egois. Bisa jadi mereka sedang "kekurangan" satu kemampuan penting yang jarang dibahas tapi sangat menentukan kualitas komunikasi kita yaitu, Theory of Mind.
Apa Itu Theory of Mind ?
Theory of Mind atau dalam bahasa sederhananya adalah, Kemampuan untuk memahami bahwa orang lain punya pikiran, perasaan, dan perspektif berbeda.
Misalnya saat kamu melihat temanmu mendadak diam, kamu langsung berpikir, "Jangan-jangan dia lagi ada masalah." Atau saat pacarmu menjawab "nggak apa-apa" tapi dengan ekspresi datar, kamu tahu itu bukan berarti semuanya baik-baik saja.
Nah, saat itulah Theory of Mind sedang bekerja. Tanpa kita sadari, semua itu berkaitan dengan satu kemampuan psikologis yang penting dalam komunikasi manusia, yaitu Theory of Mind.
ToM ini merupakan kemampuan yang sangat mendasar namun krusial: memahami bahwa “apa yang aku tahu dan rasakan” tidak selalu sama dengan “apa yang orang lain tahu dan rasakan.” Tapi menariknya, meskipun kita tumbuh dewasa, kemampuan ini tidak selalu berkembang secara matang. Banyak orang dewasa yang cerdas secara intelektual, namun gagap dalam memahami pikiran dan perasaan orang lain.
Kenapa ToM Ini Penting dalam Komunikasi?
Coba bayangkan, bagaimana jadinya kalau kita semua cuma fokus pada pikiran dan sudut pandang sendiri saat berkomunikasi? Bisa-bisa kita semua jadi pembicara, tapi tak ada yang benar-benar mendengar.
Theory of Mind adalah pondasi dari empati, kemampuan mendengarkan, memahami, membaca “kode-kode” sosial, dan merespons dengan bijak. Tanpa kemampuan ini, komunikasi akan terasa kaku, canggung, bahkan menyakitkan.