Mohon tunggu...
Naura Nisrina
Naura Nisrina Mohon Tunggu... International Relations Student

Anak HI yang lagi cari tahu sukanya apa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Neo-Merkantilisme Tarif Trump: Proteksi Berujung Petaka?

14 April 2025   02:31 Diperbarui: 14 April 2025   02:36 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan tarif Trump merupakan manifestasi nyata dari neo-merkantilisme---sebuah pendekatan ekonomi yang menempatkan surplus dagang sebagai tolok ukur utama kekuatan nasional. Dalam kerangka ini, perdagangan bukanlah sarana kerja sama yang saling menguntungkan, melainkan arena persaingan zero-sum di mana keuntungan satu negara adalah kerugian bagi negara lain. Alih-alih mendorong efisiensi dan inovasi melalui kompetisi global, neo-merkantilisme justru memacu negara untuk menutup diri, menumpuk cadangan devisa, dan memproteksi industri dalam negeri tanpa mempertimbangkan dampaknya secara makro.

Strategi ini mengabaikan kompleksitas rantai pasok modern, dan pada akhirnya lebih banyak menimbulkan distorsi daripada membangun ketahanan ekonomi. Dengan dalih ingin mengembalikan kejayaan ekonomi nasional, Trump sesungguhnya sedang membawa Amerika kembali ke era isolasionisme ekonomi yang sudah usang dan terbukti kontra-produktif.

Pada akhirnya, retorika bombastis dan kebijakan sepihak yang ditempuh Trump tidak hanya memicu ketegangan global, tetapi juga menciptakan jebakan bagi ekonomi domestik Amerika Serikat sendiri. Dengan membungkus proteksionisme dalam semangat nasionalisme, Trump justru mengorbankan stabilitas ekonomi dan kredibilitas kepemimpinan global AS.

Neo-merkantilisme yang diusung bukan solusi atas tantangan globalisasi, melainkan pelarian dari kenyataan bahwa dunia saat ini saling terhubung dan saling bergantung. Jika tren ini terus berlanjut, bukan hanya perdagangan global yang akan terguncang, tetapi juga prospek pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia termasuk Amerika Serikat sendiri.

Dunia kini dihadapkan pada pilihan antara membiarkan arus isolasionisme mendikte masa depan, atau kembali memperkuat tata perdagangan internasional yang adil, transparan, dan berorientasi kerja sama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun