Mohon tunggu...
Naurah RayyaniRezky
Naurah RayyaniRezky Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Matahari di Lautan

4 Januari 2024   12:03 Diperbarui: 4 Januari 2024   16:55 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Yaudah lompat aja.. tuh temenan sama padi aja sana!".Jawab Bagas sambil terkekeh

"Dih! Nanti aku tenggelamin, baru tau..". Balasku

Kami berdua melewati jalanan berbatu, pasar tradisional, tepi sawah, hingga beberapa waktu lama kemudian dari kejauhan tampak gubuk kecil yang mungkin hanya sebesar kamar Abita.

Dari gubuk itu di belakangnya tampak lautan yang sangat indah bak surga. Di sana teduh, berpohon rindang, dan semilir angin laut menyapa wajahku lembut.

Rumah itu ditinggali oleh 5 orang. Abah, amak, ibu, Bira, dan Bagas. Tidak dengan bapak Bagas yang sekarang di Balikpapan. Korban pembunuhan di PT milik bapaknya. Yang menyebabkan kehidupan Bagas berubah drastis. Tragis memang.

Di halaman rumah, gadis kecil dengan baju tidur kebesarannya dan senyum terkembang berlari ke arahku. Kulit sawo matang yang persis sama dengan Bagas. Indah. Dia Malbira thory adik semata wayang Bagas.


Malbi menghampiri Bagas dan menyalaminya. Seperti biasa, mereka berbicara dengan bahasa isyarat aku hanya bisa melihat tak mengerti. Ya! Malbi memang seorang tuna wicara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun