Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ujian dalam Berkarya

22 September 2018   06:01 Diperbarui: 22 September 2018   07:20 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ujian keikhlasan sebuah rentang waktu yang tidak pernah berhenti. Ujian keikhlasan ada di awal, di tengah, di akhir, bahkan setelah jauh waktunya dari amal yang telah dikerjakan. Sebelumnya nyawa terpisah, ujian keikhlasan akan selalu digugat dan dihembuskan untuk menghancurkan nilai sebuah karya.

Karyanya luar biasa, dikagumi banyak orang. Apakah dikagumi oleh para malaikat dan Maha Pencipta? Maha karya kadang tak dibarengi kebesaran jiwa dan kesucian jiwa. Berkarya memang penuh ujian. Tidak berkarya membuat  diri tak pernah ditempa ujian. Lebih berkualitas mana?

Muhammad bin Qasim pembebas Sindh atau India. Berjuang Dengan keberanian dan kegagahan. Mencurahkan waktu, pikiran dan segala hidupnya. 

Saat prestasinya tertoreh luar biasa, Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik, memecatnya dan mempenjarakannya. Bisa jadi  beliau ikhlas berjuang di awal dan sepanjang perjuangan. Namun kemudian di penjara dan dipecat di akhirnya? Bagaimana seandainya kita adalah Muhammad bin Qasim?

Mengapa banyak orang hebat dikecewakan di akhirnya? Allah ingin melihat untuk siapa amalnya. Allah ingin melihat keikhlasan dan kesungguhan amalnya di setiap waktu dan momen kehidupannya. Untuk siapa hidupnya, dirinya atau Allah?

Allah menguji keikhlasannya dalam menuntut ilmu. Bagaimana bila sorang guru harus mengakui keluasan ilmu murid yang dulu pernah diajarkan? 

Ikhlas dalam mengajar dan ikhlas dalam mengakui keluasan ilmu orang lain. Keduanya harus berpadu agar tidak ada ruang ketidakikhlasan. Ini terjadi saat salah satu guru Imam Bukhari akhirnya tak mengakui keluasan ilmu muridnya.

Imam Syafii memiliki dua orang murid di Mesir. Namanya Buwaith dan Abdullah. Sama-sama pintar dan Shalih. Sama-sama diamanahi menggantikan sang Imam di halaqahnya bila sang imam berhalangan.

Keduanya berilmu luas dan dalam pemahamannya. Namun sang imam membaca kejernihan muridnya Buwaith. Saat sang imam akan wafat, halaqahnya diserahkan ke Buwaith. Bagaimana dengan Abdullah?

Abdullah sakit hati. Menebarkan fitnah hingga Buwaith ditangkap dan dipenjarakan. Abdullah diangkat menjadi Qadhi.

Selama di penjara, Buwaith tak diijinkan shalat berjamaah. Keluasan dan pemahaman ilmu kadang tak berbanding lurus dengan keikhlasan. Ilmu kadang hanya jadi khazanah pengetahuan. Jadi kebanggaan seperti kekayaan semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun