Dari kegiatan diskusi berbagi (sharing discussion) pengetahuan dan pengalaman ini, kita, terutama saya sebagai penulis dapat belajar tentang dunia yang mungkin diciptakan dengan suatu praktik hidup kolektif. Praktik ini dapat pula dilakukan dengan riang gembira tanpa sebuah paksaan sebagaimana konsep negara yang dibilang "komunal" tapi penuh kediktatoran dan pemaksaan.
Konsep dan praktik kolektif lumbung ternyata berbeda dengan itu. Dan tak kalah pentingnya, hal itu "mungkin" dan "bisa" diwujudkan. Documenta 15 bersama Ruang Rupa telah membuktikannya.
Riwanua dan Ruang Rupa sebagai kolektif seni juga telah melakukannya. Dengan prinsip dasar sukarela dan riang gembira serta tanpa paksaan struktural dan administratif, kegiatan berkesenian secara kolektif dapat dilakukan.
Bahkan, ruang rupa dapat menjadi art director kolektif pertama dalam helatan documenta di sepanjang sejarahnya. Dimana, diketahui documenta merupakan salah satu kegiatan pameran seni rupa terbesar di Eropa, bahkan barangkali dunia. Capaian ruang rupa ini tentu terbilang monumental, untuk tidak mengatakan sangat prestisius untuk ukuran kolektif seni sepertinya.
Dari peristiwa konferensi/seminar tentang documenta 15, Riwanua dan Ruang Rupa malam itu, kita semua dapat belajar bahwa hidup secara bersama, kolektif, dan berkolaborasi secara sukarela dan riang gembira itu mungkin dan dapat dilakukan. Ruang rupa dan riwanua sudah membuktikannya.
Itu juga bisa dan dapat terus dilakukan di hidup kita sehari - hari.Â
Mari.
Nasrullah Mappatang
Belajar Sosial Budaya di University of Malaya, Malaysia