"Anak-anak bukan hanya butuh tangan yang mengasuh, tapi jiwa yang hadir."Â --- Naqoy & Dewi Umronih Yusuf
Pelatihan parenting sendiri diadakan di Aula Yayasan At-Taubah Kerawang dengan, kegiatan sendiri diselenggarakan oleh Rumah Bunda Kerawang pimpinan Bunda Emma dan H. Bustomi, keduanya tampak dalam kegiatan bersama para orang tua siswa, kegiatan sendiri dimulai pukul 09.00 pagi pada tanggal 10 Mei 2025. Setelah sambutan acara dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Ketua Yayasan H. Bustomi. Materi Parenting sendiri diambil dari buku The7Awareness of Excellence Parenting dengan judul "7 pola mendidik anak diatas rata-rata".Â
Menjadi orang tua diatas rata-rata bukanlah perkara mudah, karena nyatanya banyak orang terjebak menjadi orang tua yang rata-rata bahkan dibawah rata-rata. Itulah konsep Paremting ala The7Awareness. Perbedaan yang mendasar antara orang tua dibawah rata-rata, diatas rata-rata dan rata-rata. Seminar parenting di Rumah Bunda Kerawang ini membahas bagaimana menjadi orang tua diatas rata-rata sesuai buku yang ditulis oleh pasangan suami istri (Nanang Qosim Yusuf dan Dewi Umronih Yusuf).Â
The7Awareness of Excellence Parenting" adalah karya kolaborasi antara Nanang Qosim Yusuf (Naqoy) dan istrinya Dewi Umronih Yusuf, yang menyajikan pendekatan mendalam dan spiritual dalam mendidik anak-anak melalui kesadaran diri orang tua. Buku ini lahir dari pengalaman pribadi pasangan ini sebagai orang tua dan pendidik, serta dari nilai-nilai yang dibangun melalui The7Awareness---sebuah framework kesadaran diri yang telah dikenal luas dalam pelatihan kepemimpinan dan pengembangan karakter.
Inti Gagasan: Parenting Bukan Sekadar Pola Asuh, Tapi Jalan Kesadaran
The7Awareness of Excellence Parenting membimbing para orang tua untuk tidak hanya mendidik anak secara teknis, tetapi juga membangun hubungan jiwa-ke-jiwa, yang dimulai dari kesadaran diri sebagai ayah dan ibu. Buku ini menjawab tantangan zaman: bagaimana tetap menjadi orang tua yang inspiratif di era distraksi, digitalisasi, dan krisis nilai.
Tujuh Kesadaran dalam Excellence Parenting
Awareness of Thinking (Kesadaran Berpikir)
Orang tua yang bijak mengelola pikirannya sebelum berbicara dan bertindak. Mereka membentuk persepsi positif tentang anak sebagai amanah, bukan beban.Awareness of Silence (Kesadaran Diam)
Keheningan menjadi ruang refleksi dan ketenangan batin untuk memahami emosi anak. Orang tua perlu "diam yang aktif", mendengar lebih dalam daripada sekadar menyuruh.Awareness of Success (Kesadaran Sukses)
Menyadari bahwa sukses bukan hanya akademik, tapi ketika anak tumbuh berkarakter, bertanggung jawab, dan bahagia menjadi dirinya.Awareness of Soul (Kesadaran Jiwa)
Mendidik bukan hanya membentuk perilaku, tapi menyentuh jiwa anak---dengan cinta, keteladanan, dan ketulusan.Awareness of Wisdom (Kesadaran Hikmah)
Orang tua belajar dari pengalaman, tidak cepat menyalahkan, dan mampu mengajarkan hikmah di balik kegagalan maupun keberhasilan.Awareness of Vision (Kesadaran Visi)
Setiap anak memiliki potensi besar. Orang tua harus memiliki visi jangka panjang dalam mendidik, bukan reaktif terhadap kondisi saat ini saja.Awareness of Surrender (Kesadaran Berserah)
Setelah semua ikhtiar dan doa dilakukan, orang tua menyerahkan hasilnya kepada Allah, dengan hati yang tenang dan yakin\
Buku ini ditujukan untuk:
Pasangan suami-istri yang ingin membangun rumah tangga berkesadaran.
Guru dan pendidik yang ingin memahami jiwa anak-anak didiknya.
Para calon orang tua yang ingin mempersiapkan diri sejak dini.
 Dalam buku parenting karya Coach Naqoy dan istri menekankan bahwa orang tua bisa juga memiliki pola asuh yang salah, Kesalahan Orang Tua yang Diulang-Ulang: Pola Beracun yang Terwariskan Berikut adalah beberapa bentuk kesalahan yang disoroti dalam buku ini:
1. Mengasuh dengan Pola Lama Tanpa Evaluasi
Banyak orang tua menduplikasi cara didikan orang tuanya dahulu, tanpa menyadari bahwa zaman sudah berubah dan pendekatan itu bisa melukai anak. Contoh: Orang tua yang dulu dibesarkan dengan kekerasan verbal cenderung mengulangi pola tersebut, dengan dalih "supaya anak disiplin".
2. Memarahi, Bukan Mendengarkan . Kesalahan klasik yang diulang adalah bereaksi sebelum memahami. Orang tua sering marah duluan sebelum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Efeknya: Anak tidak merasa aman bercerita, akhirnya mencari pelarian di luar rumah.
3. Membandingkan Anak
Membandingkan anak dengan saudaranya atau anak orang lain adalah kesalahan yang mengikis rasa percaya diri anak dan membuatnya tumbuh dengan luka harga diri. "Kamu harusnya seperti kakakmu..." adalah kalimat yang tampak sederhana tapi bisa berbekas seumur hidup.
4. Memaksakan Mimpi Orang Tua
Orang tua sering memaksakan ambisi atau harapan masa lalunya kepada anak, tanpa mempertimbangkan bakat dan minat anak. "Dulu Ibu ingin jadi dokter, sekarang kamu yang harus jadi dokter" --- ini membuat anak tumbuh bukan sebagai dirinya sendiri, tapi sebagai bayangan orang tuanya.
5. Tidak Hadir Secara Emosional
Sebagian orang tua hadir secara fisik, tapi tidak hadir secara jiwa dan emosi. Mereka tidak mendengar, tidak memeluk, tidak memvalidasi perasaan anak. Kesalahan ini sering tidak disadari karena orang tua merasa "Saya kan sudah bekerja keras mencari nafkah."
Coach Naqoy adalah nama populer dari Nanang Qosim Yusuf, seorang motivator nasional, penulis buku best-seller, dan pelatih kesadaran (awareness trainer) yang dikenal luas di Indonesia melalui konsep yang ia ciptakan sendiri, yaitu The7Awareness.Coach Naqoy meyakini bahwa perubahan besar dalam hidup dimulai dari kesadaran kecil dalam satu menit, yang ia sebut sebagai "One Minute Awareness". Ia mendorong setiap individu, termasuk pemimpin, guru, orang tua, hingga siswa, untuk menjadi pribadi yang "di atas rata-rata" dengan membangun 7 kesadaran diri
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI