Mohon tunggu...
Naqiya fahma Hindriya
Naqiya fahma Hindriya Mohon Tunggu... pelajar

hobi mendaki, berpetualang di alam, suka film genre fantasy dan action, suka baca buku novel horror atau misteri, suka mendengarkan musik genre pop, kpop, rap, rnb

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Dasar di Ponorogo Krisis Murid, Banyak Kelas Kosong

15 September 2025   10:46 Diperbarui: 15 September 2025   10:45 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PONOROGO -- Tahun ajaran baru di Ponorogo diwarnai krisis murid. Delapan sekolah dasar negeri tercatat tidak mendapat siswa baru. Beberapa sekolah lain hanya menerima satu atau dua anak. Kondisi ini membuat ruang kelas kosong dan kegiatan belajar terganggu.

Di beberapa desa, suasana sekolah terlihat sepi. Tidak ada barisan siswa baru yang biasanya memenuhi halaman pada hari pertama masuk sekolah. Guru harus tetap mengajar meski jumlah murid di kelas bisa dihitung dengan jari. Suasana belajar jadi kurang hidup. Anak-anak juga merasa kesepian karena tidak punya banyak teman sebaya.

Fenomena ini dipicu beberapa faktor. Jumlah kelahiran di Ponorogo menurun. Banyak keluarga muda pindah ke kota untuk bekerja. Sebagian orang tua lebih memilih sekolah swasta yang dianggap lebih menjanjikan. Kombinasi faktor ini membuat sekolah dasar negeri di desa makin kekurangan siswa.

Dinas Pendidikan mengakui kondisi tersebut. Pihaknya menyebut tren penurunan pendaftar sudah berlangsung beberapa tahun terakhir. Sebagai langkah cepat, Dinas Pendidikan membuka jalur pendaftaran tambahan. Jalur ini memberi kesempatan bagi orang tua yang belum sempat mendaftarkan anaknya di gelombang awal.

Selain itu, ada rencana penggabungan sekolah dengan murid sangat sedikit. Opsi ini masih dikaji karena menyangkut jarak tempuh siswa dan ketersediaan sarana. Dinas Pendidikan menyatakan semua langkah akan ditempuh demi menjaga kualitas layanan pendidikan.

Krisis murid membawa dampak nyata. Sekolah terancam sepi kegiatan. Guru berkurang jam mengajarnya. Anak-anak kehilangan suasana kelas yang ramai. Jika dibiarkan, sekolah di desa bisa berhenti beroperasi.

Beberapa sekolah mencoba cara baru untuk menarik minat masyarakat. Ada yang memperbaiki fasilitas sederhana, ada yang menambah kegiatan ekstrakurikuler, ada juga yang aktif mendatangi warga untuk mengajak mendaftarkan anaknya. Upaya ini dilakukan agar sekolah tetap hidup meski muridnya sedikit.

Anda sebagai orang tua bisa ikut berperan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

1. Daftarkan anak ke sekolah terdekat agar sekolah desa tidak tutup.

2. Ikut serta dalam kegiatan komite sekolah.

3. Ajak tetangga atau saudara yang punya anak usia sekolah untuk mendaftar.

4. Dukung kegiatan sekolah agar anak lebih semangat belajar. 

5. Gunakan jalur pendaftaran tambahan bila belum sempat mendaftar.

Pendidikan dasar tidak hanya soal gedung dan guru. Sekolah akan terus hidup jika ada anak-anak yang belajar di dalamnya. Dukungan masyarakat sangat penting agar sekolah negeri di Ponorogo tetap berdiri dan memberi kesempatan belajar untuk semua.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun