Mohon tunggu...
Naomi RuellaEffendi
Naomi RuellaEffendi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Filsafat UKWMS

Selanjutnya

Tutup

Money

Dilema Etika Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19

7 Mei 2020   12:00 Diperbarui: 7 Mei 2020   12:03 4684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyakit coronavirus atau yang disebut oleh kebanyakan orang dengan istilah Covid-19 tengah menjadi keresahan bagi seluruh elemen masyarakat dan menghebohkan hampir seluruh negara di dunia. Segala aktifitas baik dalam pendidikan, pekerjaan, pariwisata, dan bisnis  menjadi terhambat dan bahkan terhenti untuk sementara waktu.

Sebagian besar pekerja banyak yang di rumahkan, dan masyarakat luas di Indonesia pun diminta untuk melakukan semua aktifitas dari rumah saja. Hal tersebut tidak bisa dihindari karena untuk memutus rantai penyebaran wabah tersebut, setidaknya setiap orang diharapkan untuk berpartisipasi dengan menjaga jarak, bereda di rumah, dan meminimalisir bepergian. Hal tersebut dilakukan karena tentu mengingat wabah itu merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh adanya virus yang baru dentam penyebaran yang sangat cepat dan belum juga terdapat alternatif pengobatannya. 

Selain telah banyak dilakukan upaya pencegahan penyebarannya dan juga upaya penanganan medis, seperti disebutkan di bagian awal bahwa virus corona ini telah menyebabkan banyak sektor menjadi terpuruk, mengalami penurunan pendapatan, dan bahkan terhenti untuk sementara waktu. Hal tersebut khususnya terjadi dalam sektor pariwisata dan bisnis yang kesannya semakin berantakan (tidak jelas lagi). Corona ini seakan menjadi momok dan begitu menakutkan khususnya bagi dunia bisnis dan ekonomi.

Banyak para pekerja dan pengusaha baik di sektor pariwisata maupun jasa lainnya mencari alternatif dan mau tidak mau membuat inovasi baru terhadap bisnis yang merely geluti. Misalnya, di sektor pariwisata, banyak hotel yang tetap berusaha beroperasi dengan menyediakan layanan isolasi diri kepada para tamunya, sesuai dengan anjuran pemerintah. Begitu juga dengan bisnis jasa yang lain, seperti kuliner, salon kecantikan, para pelaku bisnisnya berusaha untuk menerapkan dan memberikan layanan "home service" dan pengantaran ke lokasi pelanggan mereka. 

Apabila dicermati dampak dari adanya wabah covid-19 ini sangat mengejutkan banyak pihak dan menuntut suatu kesiapan pada diri masing-masing individu. Dalam dunia bisnis tentunya kita memahami bahwa bisnis adalah perihal produksi, distribusi, dan konsumsi, akan tetapi produksi dan distribute tentu tergantung juga dengan perilaku konsumsi.

Dalam dunia bisnis yang sedang diboncengi dengan wabah corona ini, peran "etika bisnis" sangatlah penting. Sesuai dengan namanya, etika bisnis juga bertujuan dan bermanfaat untuk membantu seorang pengusaha dalam menentukan keputusan yang tepat dalam berbisnis di situasi seperti ini. Etika bisnis juga bertujuan untuk mendorong kesadaran moral dan memberikan batsman bagi pengusaha atau pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak melakukan monkey busniness maupun dirty business, terutama di tengah situasi wabah macam ini. 

Sebagaimana juga wabah Corona ini telah menimbulkan dilema moral bagi para pengusaha yang dalam situasi semacam ini harus berusaha mempertahankan bisnisnya, sekaligus harus memikirkan kesejahteraan karyawannya agar tidak terancam PHK. Akan tetapi parahnya di sini para pekerja banyak menuntut dan menyudutkan pihak pengusaha (pemilik modal) untuk juga memikirkan nasib mereka, dan dilema yang dirasakan ole pengusaha dalam mengambil keputusan tertentu dalam perusahaannya, seringkali tidak terlihat oleh mata orang banyak.

Alhasil tekanan yang timbul akibat tendens tersebut adalah pengusaha merasakan dilema dalam etika bisnis. Seperti namanya, etika bisnis membahas mengenai perilaku baik atau buruk serta salah atau benar yang terjadi dalam konteks bisnis. Selain itu etika bisnis juga memberikan batasan pada keputusan yang diambil oleh para pengusaha. 

Akan tetapi dalam menghadapi situasi wabah seperti ini, pemahaman setiap elemen masyarakat terhadap etika bisnis tidak boleh semakin terkesan menyudutkan pihak lain, seperti pengusaha misalnya. Sebagaimana dijabarkan bahwa etika ini juga dipengaruhi oleh sudut pandang masyarakat akibatnya para pengusaha banyak yang lantas merasa bingung dalam mengambil keputusan karena harus memikirkan ekspektasi etika bisnis (obligasi moral) dengan konsekuensi lainnya yang dapat terjadi.

Dalam situasi pandemi covid-19 ini membuat dilema tersebut semakin parah, pasalnya di samping ekspektasi masyarakat yang tinge terhadap benar atau tidaknya tindakan para pengusaha, bukan tidak mungkin konsekuensi lainnya, seperti survability (keselamatan) perusahaan juga dipertaruhkan. 

Pada akhirnya, para pengusaha pun akan makin terjepit oleh tekanan dilema ini di tengah pandemi covid-19. Hal tersebut juga tidak menutup kemungkinan akan berdampak juga pada nasib sektor swasta dalam perekonomian negara apabila para pengusaha harus menghadapi dilema yang lebih sulit ke depannya. Akibatnya nanti yang terdampak bukan hanya sektor di kalangan masyarakat luas saja, tetapi juga bisa merambat ke sektor perekonomian negara, apabila tidak ditangani tengan lebih lanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun