"Kamu menyesal ya kuminta membatalkan panggilan bekerja di luar provinsi? Mengapa begitu jauh?"
      "Nggak menyesal. Tapi aku sering kebingungan karena belum tahu apa yang harus kulakukan di rumah."
      "Bukankah semua kesibukan di rumah sudah Kaukerjakan?"
      "Tidak juga. Bukankah seminggu sekali ada orang yang datang untuk bersih-bersih rumah dan taman?"
      "Kalau Kamu jalani pengangkatan sebagai PNS di luar provinsi, siapa yang menempati rumah ini?"
      "Ini kan rumahmu. Tentu saja pemiliknya,"kilahnya keheranan.
      "Bukan. Ini rumahmu. Aku tak akan menempatinya jika Kamu tidak berada di sini,"sahut suaminya menutup laptopnya.
      "Mengapa sih sulit banget diminta di rumah saja daripada kerja jauh-jauh? Lalu untuk apa menikah?"
      "Karena saat itu Kamu mengajak menikah."
      Jawaban yang baginya asal saja, tapi merasuk ke dalam hati suaminya. Lelaki itu pun terdiam sambil mengenang kembali keputusan mereka menikah saat itu. Andaikan ibunya tidak bercerita tentang masa lalu Tania, lengkap dengan latar belakang kedua orangtuanya, tentu ia keheranan menghadapinya.
Seperti Rendy, Tania pun bukan tidak bermasalah secara psikologis. Selain penolakannya untuk "menjadi" cantik, ia pun mengalami insecure yang parah juga  bagi Boy. Ulah yang justru membuatnya gemas kemudian memburunya.