Jenuh membolak-balikkan posisinya yang tengah berbaring di depan TV, si tuan putri pun bangkit. Ia mengambil segelas air minum, meneguknya sambil duduk, kemudian melirik ke arah suaminya yang sejak usai makan malam, masih berkutat di depan laptopnya.
"Ada perkembangan info tentang kak Randy?"
"Belum. Mungkin kak Randy memang harus bertemu dengan wanita yang dicintainya dengan tulus, setulus cintamu padaku, agar ia bisa kuat bekerja keras...
"Ia sudah pekerja keras, tapi juga pemboros yang hebat, lain dengan adik perempuannya yang disebutnya si peri kecil,"sahut suaminya tanpa melepaskan pandangan dari laptopnya.
"Mengapa ia tetap saja boros?"
"Mungkin kemandirian istrinya yang membuatnya boros."
"Sebaiknya ia memang tidak memilih istri yang mandiri, agar ia tidak boros,"sahut si peri kecil sekenanya.
"Kalian, Kamu dan kakak iparmu itu, sudah cukuplah untuk berhemat-hemat. Sesekali bergaya hidup mewah dari hasil kerja, menikmati hidup. ..
"Aneh. Aku dengan mbak Lala sama-sama sederhana. Aku ketemu jodoh lelaki sebaik Kamu, sedangkan mbak Lala ketemu jodoh seperti mas Randy yang pemboros dan tidak setia. Adakah keterkaitannya dengan reinkarnasi? Karma?"
"Tidak tahulah, Kamu diskusikan saja dengan mbak Lala opini-opini itu, aku lagi konsentrasi ini,"sahut suaminya.
"Kalau menurutku sih, itu karma mbak Lala sendiri. Ia kan pada dasarnya tidak sanggup terikat pada komitmen. Ia sebetulnya lebih suka hidup sendirian berkutat dengan hobinya. Seharusnya dulu ia tidak buru-buru menikah...