Mohon tunggu...
Nanik Cahya Nandy
Nanik Cahya Nandy Mohon Tunggu... Jurnalis - Media Menulis

Success, when opportunity meets readiness.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumah Asing

5 Desember 2023   13:57 Diperbarui: 5 Desember 2023   14:16 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: PEXELS

Ini kisah anak perempuan yang di hidupkan tapi berkali-kali di matikan

Yang rautnya sumringah tapi hatinya luka berdarah-darah

Yang hidupnya utuh tapi terbelah.

Ini bukan tentang patah hati perihal cinta

Tapi ha-hal yang ia percaya

Tak sesempurna yang terlihat di matanya.

Sekali lagi ini bukan perhal cinta

Tapi perihal kisah hidup anak perempuan

Yang hidup dalam belenggu kepalsuan dan kebahagiaan

Yang tak terasa sebagaimana mestinya terlihat.

Ia hidup begitu nyata,

Sampai nelangsa masuk hingga jiwa

Ia tak butuh kata maaf, hanya butuh peluk

Rumah, yang seharusnya untuknya kini tiada

Entah kemana harus pulang.

Anak perempuan yang baru saja tumbuh dewasa itu,

Dipaksa belajar bahwa rumah tak selalu harus menjadi tempat pulang

Dan fakta baru yang ia ketahui bahwa hanya dengan doa

Ia bisa seperti ada dirumah yang utuh.

Anak perempuan yang baru saja tumbuh desawa itu,

Dipaksa belajar bahwa rumah tak selalu harus menjadi tempat pulang

Dan fakta baru yang ia ketahui bahwa hanya dengan doa

Ia bisa seperti ada dirumah yang utuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun