Ayam dan telur adalah menu sehari-hari bagi semua manusia di dunia. Melalui dua unsur tersebut lahir berbagai rasa masakan enak bernilai internasional.
     Benar satunya adalah nasi goreng.
     Sejak sekolah dasar saya mulai mengenal masakan yang berciri khas siraman kecap manis sambil di goreng di wajan.
     Karena setiap malam selalu lewat depan rumah maka hampir seminggu sekali pasti memberhentikan gerobak dorong yang punya bunyi dari pukulan penggorengan. Tek! Tek! Tek!
     Namun gerobak nasi goreng tidak berjualan di pagi hari, dengan senang hati almarhum mama membuatkan sarapan pagi nasi goreng yang enak pula.
     Selanjutnya makan nasi goreng menjadi gaya hidup saya karena selain rasanya yang enak ternyata pula punya filosofi tersendiri yaitu kesederhanaan yang mewah dan persatuan yang kuat dari perbedaan.
     Mari teman-teman pembaca melihat asal kelahiran nasi goreng.
     Menurut cerita internet masakan nasi goreng berasal dari negara Cina, kaget? Hehe. Padahal saat ini masakan nasi goreng tidak hanya ada di restoran cina tapi sudah tersebar sampai pinggir jalan.
     Penjualnya pun bukan hanya WNI keturunan kaum Jacky chan tapi banyak berasal dari provinsi Jawa tengah dan Jawa timur. Masakan nasi goreng yang di buat mas-mas Jawa itu rasanya sudah merakyat dan tidak haram di makan oleh kelompok agama tertentu karena bumbu yang di pakai pasti halal.
     Proses pembuatannya pun bisa langsung di lihat dengan jarak dekat. Dari cara mereka memasak saya bisa memperbaiki cara membuat nasi goreng yang gagal menjadi benar.
     Kenapa? Karena dulu saya sering membuat nasi goreng dengan langsung meletak nasi ke wajan dan akhirnya meninggalkan kerak nasi di penggorengan. Sedih tapi Tuhan tidak tidur akhirnya saya di berikan petunjuk olehnya.