Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sama yang Beda

5 November 2019   09:05 Diperbarui: 5 November 2019   09:05 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada tanggal tiga puluh oktober dua ribu sembilan belas kami mendapat berita duka yang menyentuh hati. Mereka pernah mengisi ruang kosong di hati.

Mereka bukan saudara dan tetangga. Mereka adalah dua orang wanita bergelar Ibu.

Ibu pertama wafat pada umur lima puluh sembilan tahun. Ibu kedua wafat pada umur dua puluh sembilan tahun.

Ibu pertama meninggalkan dua putera yang sudah berumur dua puluh lima tahun keatas dan kedua puteranya sudah berumah tangga. Ibu kedua meninggalkan seorang putera berumur sekitar lima tahun dan masih sekolah di taman kanak-kanak.

Ibu pertama pasien kanker payudara yang sudah menyebar sampai ke otak sehingga beliau hanya tertidur di kasur selama sembilan bulan sebelum menghembuskan napas terakhir. Ibu kedua mengalami pendarahan dari kehamilannya, sempat melahirkan seorang puteri yang berumur enam bulan kandungan. Dua hari setelah di rawat di rumah sakit ibu kedua menyusul sang cantik lucu ke langit.

Suami dari ibu pertama berumur sekitar enam puluh tahun. Suami dari ibu kedua berumur antara dua puluh delapan sampai tiga puluh dua tahun.

Suami dari ibu pertama adalah pensiunan staf kedubes Indonesia di negara asing. Suami ibu kedua adalah pekerja kasar pembuatan sendal dan sepatu.

Ketika sakit ibu pertama selalu di mandikan dan di ganti popok oleh anak kandung dan anak menantu. Selama rawat jalan ibu kedua selalu di temani oleh suami, kadang-kadang oleh ibu dan adik perempuan kandung.

Ibu pertama disiplin memakan obat kankernya namun takdir manusia di tulis oleh sang pencipta. Ibu pertama sedikit lalai dalam mengkomsumsi obat dokter, mungkin banyak pertanyaan di benaknya yang harus segera di jawab namun merubah hidup tidak semudah membalikan telapak tangan.

Ibu pertama mewariskan kemapanan untuk dua anak laki-lakinya. Ibu kedua meninggalkan semangat untuk putera semata wayang agar tidak mudah menyerah dari kerasnya kehidupan.

Keduanya di istirahatkan di hari dan tanggal yang sama, tiga puluh oktober dua ribu sembilan belas waktu pagi dan siang hari. Selamat jalan ibu tua dan ibu muda yang baik.

Semoga kedua ibu yang wafat itu bisa di terima di surga, semoga.

Semoga anak-anak mereka tetap bertambah sukses, semoga.

Semoga tulisan ini ada manfaat bagi teman pembaca, semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun