Dengan memperkuat brand, memperluas varian produk, dan memperdalam kampanye edukatif, Sayonara bisa menjangkau pasar baru. Model bisnis tanpa toko fisik juga memungkinkan ekspansi ke kota lain dengan modal yang efisien.
Kesimpulan
Sayonara Soymilk menjadi representasi UMKM kampus yang memanfaatkan pendekatan sosial dan strategi pemasaran yang adaptif. Meskipun menghadapi keterbatasan sumber daya, semangat inovasi dan keberpihakan pada masyarakat lokal menjadikan usaha ini relevan dalam era digital.
Ke depan, konsistensi promosi digital, perluasan kanal komunikasi, dan penguatan identitas merek menjadi kunci untuk mempertahankan eksistensi. Apabila strategi keberlanjutan ini dijalankan dengan tepat, Sayonara Soymilk berpotensi menjadi pelopor UMKM sehat yang sukses di kalangan generasi muda.
Daftar Pustaka
Mashuri, M. (2019). Analisis strategi pemasaran UMKM di era 4.0. IQTISHADUNA, 8(2), 215-224.
Wulandari, E., & Nopita, D. (2023). Strategi Digital Marketing dalam Meningkatkan Daya Saing UMKM. JPMMI, 2(2), 96–102. https://doi.org/10.55927/jpmmi.v2i2.6097
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). Pearson Education.
Kemenkop UKM RI. (2022). Transformasi UMKM melalui Digitalisasi dan Inovasi. https://kemenkopukm.go.id/
Fitriani, E., & Widodo, H. (2022). Peluang dan Tantangan UMKM Pasca Pandemi. Jurnal Administrasi Bisnis, 12(3), 145–152.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI