Mohon tunggu...
Nandita
Nandita Mohon Tunggu... Manajemen PT Axiata Tbk

ENFP — Pena ini tintanya hampir habis. samar-samar namun masih dapat terbaca, tak apa. nanti kita beli yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Sayonara Soymilk: Minuman Sehat Gaya Gen z

23 Juli 2025   23:46 Diperbarui: 23 Juli 2025   23:46 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Di tengah gencarnya arus digitalisasi, banyak UMKM masih berjalan dengan cara lama. Mereka tahu bahwa pemasaran digital penting, namun tak semua punya akses atau pengetahuan yang cukup untuk mengaplikasikannya. Sayonara Soymilk, sebuah usaha rintisan mahasiswa di kawasan IPB Dramaga, hadir sebagai contoh bagaimana pelaku UMKM bisa menyiasati keterbatasan dengan kreativitas dan pendekatan komunitas.

Artikel ini berangkat dari hasil observasi lapangan dan wawancara langsung dengan pelaku usaha. Fokusnya adalah bagaimana Sayonara membangun strategi pemasaran yang sederhana, tetapi relevan, dan apa saja yang masih perlu mereka kembangkan agar usahanya berkelanjutan.

Profil UMKM: Sayonara Soymilk

Sayonara Soymilk bukan sekadar penjual minuman kedelai. Mereka memposisikan diri sebagai penyedia gaya hidup sehat untuk mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus. Berawal dari keresahan atas pilihan minuman yang sehat tapi mahal, tim mahasiswa ini menghadirkan alternatif yang bergizi, enak, dan ramah di kantong.

Menariknya, mereka tak memilih membuka toko seperti kebanyakan pelaku usaha. Sebaliknya, mereka menggandeng warga lokal untuk menjadi mitra penjual dengan konsep gerobak keliling. Selain menjangkau lebih banyak pelanggan, model ini juga membuka lapangan kerja informal bagi masyarakat sekitar.

Distribusinya pun tak lagi terbatas di area IPB. Mereka kini menjangkau titik-titik ramai seperti Stasiun LRT, gerai swalayan, hingga kawasan Jatibening, menunjukkan bahwa ekspansi tetap bisa dilakukan tanpa modal besar, asalkan strategi distribusinya tepat.

Analisis Strategi Pemasaran: 4P (Product, Price, Place, Promotion)

1. Produk (Product):
Sayonara menawarkan susu kedelai yang segar tanpa bahan pengawet. Kelebihannya adalah rasa alami dan kualitas yang dijaga melalui produksi terbatas. Produk ini diposisikan sebagai "sehat, lokal, dan terjangkau", menyasar mahasiswa dan masyarakat urban yang mulai peduli pada pola makan sehat.

2. Harga (Price):
Strategi penetapan harga Sayonara menggunakan pendekatan penetrasi pasar, yaitu menawarkan harga kompetitif agar menarik minat pembeli baru. Meski harganya bersahabat, kualitas tetap dijaga, serta margin keuntungan diusahakan tetap sehat.

3. Distribusi (Place):
Sayonara tidak memiliki toko fisik, melainkan menggunakan sistem penjualan keliling melalui mitra. Strategi ini membuat mereka lebih fleksibel menjangkau konsumen di berbagai lokasi padat aktivitas seperti kampus dan stasiun. Selain hemat biaya, pendekatan ini sekaligus memperkuat aspek pemberdayaan sosial.

4. Promosi (Promotion):
Untuk promosi, Sayonara baru mengandalkan Instagram dengan konten sederhana seperti testimoni, informasi produk, dan edukasi manfaat kedelai. Namun promosi ini masih bersifat sporadis, tanpa konsistensi produksi konten maupun eksplorasi platform lain seperti TikTok atau YouTube Shorts.

Tantangan dalam Penerapan Strategi

Hasil wawancara mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi, terutama pada aspek manajemen waktu dan tenaga karena pelaku usahanya masih berstatus mahasiswa. Promosi digital tidak konsisten, hanya terfokus pada satu kanal (Instagram), serta belum memiliki identitas visual dan narasi brand yang kuat.

Hal ini berdampak pada rendahnya engagement, lambatnya pertumbuhan audiens, dan kurangnya diferensiasi dengan kompetitor. Ketidakteraturan desain konten juga melemahkan kesan profesionalisme merek.

Strategi Keberlanjutan dan Rekomendasi

Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa strategi berikut dapat diterapkan:

  1. Pembentukan Tim Promosi Digital
    Membentuk tim kecil dari mahasiswa yang tertarik di bidang konten atau digital marketing untuk mengelola media sosial secara rutin. Dengan peran terstruktur, Sayonara bisa menciptakan kalender konten mingguan, menjaga konsistensi visual, dan menguatkan storytelling brand.

  2. Diversifikasi Platform Promosi
    Menjelajahi platform lain seperti TikTok, YouTube Shorts, atau Twitter untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Konten bisa berupa video singkat edukatif, behind the scenes, atau promosi interaktif yang sesuai tren saat ini.

  3. Kolaborasi dengan Influencer Lokal
    Menggandeng mikro-influencer atau food blogger lokal dapat memperluas jangkauan promosi serta meningkatkan kredibilitas produk di mata calon pelanggan.

  4. Penerapan Sistem Loyalitas Digital
    Memberikan reward atau diskon khusus bagi pelanggan yang melakukan repeat order melalui sistem kupon atau aplikasi sederhana berbasis WhatsApp atau Google Form.

Peluang Keberlanjutan Usaha ke Depan

Tren gaya hidup sehat di kalangan anak muda, khususnya di lingkungan kampus, menjadi peluang besar bagi Sayonara Soymilk. Produk nabati seperti susu kedelai semakin diminati karena dinilai lebih sehat dan ramah lingkungan.

Dengan memperkuat brand, memperluas varian produk, dan memperdalam kampanye edukatif, Sayonara bisa menjangkau pasar baru. Model bisnis tanpa toko fisik juga memungkinkan ekspansi ke kota lain dengan modal yang efisien.

Kesimpulan

Sayonara Soymilk menjadi representasi UMKM kampus yang memanfaatkan pendekatan sosial dan strategi pemasaran yang adaptif. Meskipun menghadapi keterbatasan sumber daya, semangat inovasi dan keberpihakan pada masyarakat lokal menjadikan usaha ini relevan dalam era digital.

Ke depan, konsistensi promosi digital, perluasan kanal komunikasi, dan penguatan identitas merek menjadi kunci untuk mempertahankan eksistensi. Apabila strategi keberlanjutan ini dijalankan dengan tepat, Sayonara Soymilk berpotensi menjadi pelopor UMKM sehat yang sukses di kalangan generasi muda.

Daftar Pustaka

  1. Mashuri, M. (2019). Analisis strategi pemasaran UMKM di era 4.0. IQTISHADUNA, 8(2), 215-224.

  2. Wulandari, E., & Nopita, D. (2023). Strategi Digital Marketing dalam Meningkatkan Daya Saing UMKM. JPMMI, 2(2), 96–102. https://doi.org/10.55927/jpmmi.v2i2.6097

  3. Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). Pearson Education.

  4. Kemenkop UKM RI. (2022). Transformasi UMKM melalui Digitalisasi dan Inovasi. https://kemenkopukm.go.id/

  5. Fitriani, E., & Widodo, H. (2022). Peluang dan Tantangan UMKM Pasca Pandemi. Jurnal Administrasi Bisnis, 12(3), 145–152.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun