Mohon tunggu...
Andesna Nanda
Andesna Nanda Mohon Tunggu... Konsultan - You Are What You Read

Kolumnis di Kompas.com. Menyelesaikan S3 di Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Kita Baru Termotivasi Menjelang Garis Akhir?

21 Mei 2021   08:33 Diperbarui: 25 Juni 2021   11:47 2141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lari Sprint | Sumber: Foto oleh Derek Thomson di Unsplash

Pernahkah kamu memperhatikan aplikasi layanan transportasi daring, sewaktu sedang menunggu driver-nya datang, kemudian ada peta online dengan gambar animasi mobil atau motor yang bergerak menyusuri peta tersebut?

Gambar animasi mobil atau motor tersebut menggambarkan seberapa lama lagi si driver akan tiba di depan rumah atau kantor kita. 

Semakin dekat gambar animasi tersebut ke lokasi kita, maka ada perasaan senang dalam hati bahwa semakin cepat kita akan segera dijemput.

Contoh lain misalnya, bayangkan kita adalah seorang pelari dalam perlombaan Olimpiade. Misalnya, berkompetisi dalam lari 1500 meter.

Dua lap pertama kita berlari dengan kecepatan yang stabil dan konsisten. Berharap untuk tidak tertinggal terlalu jauh sambil juga menghemat energi untuk seluruh balapan.

Sekitar 800 meter setelah berlari, kita merasa mulai lelah dan lambat. Pada jarak 1000 meter, kita merasa "ah...sudahlah, sudah tidak mungkin terkejar". Pada jarak 1300 meter, kita sudah mulai menyerah dan terbayang kekalahan di depan mata.

Tapi begitu mata kita melihat sisa 200 meter sudah di depan mata, mendadak perasaan kita yang tadinya tidak ada energi mendadak hilang. 

Kemudian kita mulai berlari seperti orang gila. Mendekati 100 meter terakhir, kita berlari makin menggila. Kita sprint habis-habisan, seakan-akan kita mendadak jadi The Flash, adrenalin memuncak. 

Kita kerahkan semua usaha karena garis finish seakan-akan begitu dekat. Padahal sebelumnya terasa sangat jauh.

Saya pernah dan sering. Perasaan hilang semangat di tengah-tengah dealine pekerjaan, yang kemudian semangat menggebu-gebu malah muncul ketika sudah mendekati batas waktu.

Ini yang dinamakan dengan Goal Gradient. Efek psikologis ini mampu membuat kita melakukan usaha lebih yang belum pernah kita lakukan, ketika garis finish sudah semakin dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun