Mohon tunggu...
Nanda Nuriyana SSiTMKM
Nanda Nuriyana SSiTMKM Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi dan Akademisi

BERTUGAS DI RUMAH SAKIT dr FAUZIAH BIREUEN BAGIAN KONSELOR HIV AIDS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Fatamorgana

15 September 2021   01:00 Diperbarui: 15 September 2021   01:15 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Keberadaan fana mengharap cinta di penghujung usia. Ketenangan jiwa menafikan diri pada insan menoreh luka tak terperikan. Cinta Sang Khalik penuh keabadian. 

Mulut usang berucap makna perih takkala mengawang lalu bergeming. Cinta di antara kita saling menjaga rambu batas tanpa melewati arsiran palung jiwa

Bagaimana mungkin aku bisa menutup mata jika kamu masih berdiri di sampingku? Kau mengusap lembut ubun-ubun mencairkan kebekuan hati selama ini

Izinkan aku merajut hari-hari memintal kenangan bersamamu. Andai sang bagaskara terhenti aku akan tetap kokoh di sisimu. Sebuah fenomena cinta sakral mengikat janji suci denganmu. Separuh nafasku menyisakan peluh cinta memukau merambat waktu

Kisah manis ini menjadi warisan indah buat anak cucu kita, tanpa tergiring oleh kamuflase bisu menyudutkanmu

15 September 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun