Mohon tunggu...
Nanang Setiana
Nanang Setiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Imers, SEO Specialist, Web Content Writer, Web Dev, Blogger.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kompetensi Itu Tegas Warnanya atau Abu-abu?

17 September 2018   22:19 Diperbarui: 18 September 2018   17:04 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Untuk Prasasti di Negeri Kami

Cerita Untuk Prasasti di Negeri Kami
Cerita Untuk Prasasti di Negeri Kami
Namun yang terjadi di kerajaan, yang diputuskan Majlis di luar harapan kebanyakan masyarakat, yang dipilih adalah Raden Sakti Mandraguna. 

Sekilas profil Sang Raden Sakti Mandraguna tidaklah ada cacatnya. Ia juga memiliki keunggulan, sama-sama masih berusia muda dan penuh potensi. Hanya saja jika pengukurnya adalah kompetensi, maka pada segala bentuk karya bakti pada posisi Juru Adat Spiritual, Raden Elang Saktilah yang lebih pantas lebih tepat.

Cerita Untuk Prasasti di Negeri Kami
Cerita Untuk Prasasti di Negeri Kami
Hmmmmmh.... Dari Mulai pimpinan Majlis Pemilihan, Sang Raja beserta jajaran petinggi, sampai Sang Penghulu Solih sesungguhnya telah bermain api yang panas. 

Sebagian besar dukungan yang ada untuk Sang Raden Elang Sakti dianggapnya dukungan semu. Orang-orang berpengaruh di luar kekuasaan yang ada seolah dianggap tidak berilmu, gampang dibodohi, dan tidak perlu dilibatkan dalam kebijakan strategis di kerajaan.

Lebih tinggi dari itu, mereka tutup mata pada segala apa yang dilakukan adalah berujung pada turun atau tidaknya limpahan keberkahan dari Sang Pencipta.

Bagaimana mungkin seseorang yang sudah sedari awal digadang-gadang disebut secara terang-terangan akan dilantik sebagai Juru Adat Spiritual yang baru, tetiba dengan mudah dibenamkan oleh sosok baru yang secara kompetensi dapat dikatakan jauh panggang dari api.

Cerita Untuk Prasasti di Negeri Kami
Cerita Untuk Prasasti di Negeri Kami
Kompetensi setidaknya meliputi 3 aspek, yang pertama kemampuan logika (secara pendidikan jikalaulah bisa pilih yang lebih tinggi dengan bukti penilaian yaitu ijazah, secara kinerja tercatat lebih banyak sumbangsihnya bagi kerajaan, seperti pernah dipercaya pada posisi jabatan-jabatan di dalam masyarakat setidaknya 5 tahun ke belakang).

Yang kedua kemampuan rasional. Ada kalanya di atas kertas bagus, tapi realitanya tidak. Seorang yang pernah menjuarai lomba panahan, jika diuji kembali cara dia memanah ada hasilnya, maka dapat dikatakan ia memenuhi syarat kemampuan logika dan syarat kemampuan rasional.

Yang ketiga kemampuan emosional. Ketika dinyatakan nama Raden Elang Sakti kalah oleh pesaingnya Raden Sakti Mandraguna, respon hebat dari Sang Raden Elang Sakti menunjukan ia telah melampaui syarat kompetensi dalam hal kemampuan emosional.

Begini yang ia tulis dalam sabak halus yang terpajang indah di salah satu pojok kerajaan :

BISMILLAH...

1. TAKDIR SANG PENCIPTA (ALLAH) YANG TERBAIK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun