Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Ketika Negeri ini Sudah Sepi Pemimpin yang Tulus

23 Januari 2024   05:16 Diperbarui: 23 Januari 2024   06:18 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adakah mereka mencari tahu dan mempelajari bagaimana Raja Hayam Wuruk dan Maha Patihnya, Gajah Mada, membangun kerajaan Majapahit hingga seperti itu?

Adakah Raja dan Maha Patih menganggap kerajaannya sebagai profesi untuk mencari keuntungan demi diri sendiri?

***

Melihat bangsa ini dijadikan dagelan oleh para pemimpin dan calon pemimpinnya, tiba-tiba terlintas dari semua yang aku baca dan pelajari....

Ketika bangsa ini mulai membuka diri pada bangsa asing, untuk transaksi semata, yang kemudian malah tanpa sadar membuka celah untuk dijajah. 

Pelan, tapi pasti para bangsa lain datang silih berganti, menempati wilayah kita, seakan itu memang haknya. Tanpa bertanya pada rakyatnya, "benarkah kalian mau kami pimpin?"


Keadaan semrawut tidak hanya karena kedatangan penjajah, tapi adanya keteledoran dari sang pemimpin kerajaan yang lebih memilih untuk bersaing memperebutkan wilayah. 

Perang saudara terjadi silih berganti, dari tahun ke tahun, demi kekuasaan pribadi, yang selalu merenggang nyawa adalah rakyat.

Lapar, tanpa pakaian dan harta, terpisah dari sanak saudara, hanya bisa menangis perih, tanpa bisa membela diri.

Para bangsawan saling bernegosiasi,  berebut wilayah, memperebutkan harta, seakan tidak apa-apa rakyat menderita, yang penting dirinya selamat dan tidak miskin. 

Beruntungnya, dari sekian kerajaan di bumi pertiwi ini, masih ada beberapa pemimpin kerajaan yang masih mengutamakan kesejahteraan rakyat, itu pun tetap dengan tetes darah air mata rakyat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun