Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tingkat Literasi Indonesia yang Rendah atau Ada Salah Persepsi tentang Cara Didik?

14 September 2022   14:57 Diperbarui: 15 September 2022   01:00 1645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tingkat literasi yang rendah | Foto: Pexels.com/Pixabay

Keahlian orang Indonesia sebenarnya kuat di bidang yang berbeda, yakni kesenian. Dan cara belajarnya pun lebih cenderung praktik, ketimbang teoritis.

Kegiatan belajar harus dengan cara duduk anteng, mendengarkan guru, kemudian mengulang apa yang dikatakan guru semata. Tentu sangat membosankan. Belum lagi di rumahnya sendiri, belum tentu ada orang tua, kakek ataupun nenek yang mencontohkan sang anak untuk duduk diam membaca. 

Akibatnya kegiatan membaca dan menulis akan sulit untuk digemari oleh sang anak, karena ada ketidaksesuaian budaya di rumah dan lingkungan sekitarnya.

Berbeda dengan orang negara Barat sana, termasuk New Zealand yang sudah memiliki kebiasaan membaca dan menulis secara turun-temurun. 

Otomatis, anak yang melihat kebiasaan orang tua ataupun panutannya senang membaca dan menulis, belum lagi di sekolahnya, mungkin suasana belajar dibuat senyaman mungkin, membuat sang anak merasa kegiatan membaca dan menulis adalah sesuatu yang menyenangkan.

Indonesia, kini bukan lagi zaman perjuangan yang di mana masyarakatnya harus berusaha mengikuti standar pintarnya orang negara Barat. Perlu diakui bahwa keadaan Indonesia kini jauh lebih tenang dan nyaman. 


Menjadi orang yang pintar secara akademisi tidak lagi menjamin kesuksesan hidup. Yang diperlukan saat ini justru sikap yang kritis dan kreatif.

Tapi sikap kritis dan kreatif tentu lahir dari dasar literasi yang kuat, bukan?

Saya pernah membaca artikel tentang cara didik ala New Zealand, Finlandia, Jepang dan Korea.

Ternyata pendidikan yang diterapkan di Indonesia, termasuk dengan harapan orang tua ke anak, sangat menekan perkembangan kreativitas dan minat anak untuk belajar.

Di negara-negara yang pendidikannya sangat maju, anak usia 3-5 tahun tidak dicecar dan dipaksa harus sudah mahir membaca dan menulis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun