Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Minimalis yang Beracuan pada Kejawen dan Pancasila

4 Februari 2020   15:23 Diperbarui: 4 Februari 2020   15:36 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hidup minimalis | Foto chintai.net

Saya sendiri pun jadi teringat, ketika saya masih memiliki pemikiran yang sederhana tentang materi, saya lebih bahagia dan tidak terlalu pusing besok makan apa, eh, tapi ada saja rezeki  yang mengalir untuk saya. Berbeda ketika saya sudah mulai menghitung materi, rasanya kok akhir bulan kurang terus, dan akhirnya stres sendiri mencari tambahan. 

Kemudian, saya pun menonton tentang seorang wirausahawan yang mendulang kesuksesan, namun tidak merasa bahagia. Ia membangun usahanya dari rasa benci dan dendam. Menyadari hal tersebut tidak baik, akhirnya ia melakukan meditasi selama 7 hari disatu tempat yang ada tutornya. Dari sana ia mendapatkan pencerahan untuk memaafkan dirinya, dan menyadari bahwa kejadian yang menyakiti dirinya adalah proses pembentukan karakternya untuk menjadi lebih kuat.

Seharusnya dari pengalaman itulah, ia bisa berbagi dan peduli terhadap sesama. Dan hal tersebut ia lakukan terhadap karyawan dan customer-nya. Hal tersebut lebih membahagiakan ketimbang ia memiliki banyak uang. 

Dari sini saya pun akhirnya memahami bahwa Pancasila itu pada intinya adalah menjunjung kasih sayang terhadap sesama manusia dan makhluk hidup lainnya. Bukannya menilai segala sesuatunya dari materi, karena sebanyak apapun materi, kita tidak akan pernah merasa cukup. 

Tentu hal ini sejalan dengan hidup minimalis, dimana kita diajak untuk mencintai lingkungan hidup. Dan dalam Pancasila bahkan lebih lengkap lagi, kita memperlakukan saudara dan tetangga kita dengan baik, menilai orang-orang yang kita temui dari segi kemanusiaan, bukan dari Anda bisa kasih keuntungan saya berapa kalau saya berteman dengan Anda. Kemudian, yang saya rasakan adalah saya akhirnya menghargai makhluk hidup sekitar saya, seperti tumbuhan dan hewan. 

Apalagi bencana yang kerap kita rasakan belakangan, saya tidak terlalu percaya hal ini terjadi karena ujian dari Tuhan, akan tetapi bencana ditimbulkan karena kita sebagai manusia yang tidak peduli pada keseimbangan alam. Kita terlalu ingin meraup keuntungan dari alam, tapi tidak mengerti cara merawat alam ini. Dan kita hanya bisa menyalahkan orang lain ketika terjadi bencana, tapi tidak pernah belajar dari kesalahan untuk menyeimbangkan kehidupan kita dengan alam sekitar kita.

Saya terinspirasi dari kata-kata Cak Nun,  bahwa negara ini tidak akan pernah bisa kemana-mana, wong negara kita terdiri atas pulau dan lautan, karena yang membuat maju negara ini adalah rakyatnya. Jadi yang perlu dibangun adalah rakyat.

Saya pun membayangkan kalau diri kita masing-masing bisa mengaplikasikan Pancasila dalam diri kita sendiri, yakni menjunjung gotong royong, kasih sayang, berempati dengan sesama, kejujuran dan hal lainnya yang sama sekali tidak mengacu pada materi, maka benar pernyataan ketiga tokoh diatas, yakni negara ini pasti makmur dan damai, karena yang diutamakan adalah kebersamaan membangun negara, bukan dari materi. Dan saya rasa akan lebih baik rasa kebersamaan ini malah dibangun dari diri kita sendiri terlebih dahulu. 

Dari sinilah saya baru menyadari, wah saya jauh-jauh mengambil gaya hidup minimalis dari negara lain, ternyata budaya dan negara saya sendiri sebenarnya sudah memiliki filosofi untuk hidup minimalis itu sendiri. Tapi setidaknya dari belajar banyak gaya hidup minimalis dari negara lain, saya jadi bisa lebih memperkaya diri saya sendiri, bahwa menjadi sederhana jauh lebih baik dengan begitu kita akan lebih bisa merasakan makna kehidupan yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun