Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Minimalis yang Beracuan pada Kejawen dan Pancasila

4 Februari 2020   15:23 Diperbarui: 4 Februari 2020   15:36 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hidup minimalis | Foto chintai.net

Ternyata selama ini saya terlalu melihat keberhasilan orang lain, dan menjadikan acuan keberhasilan dari orang lain. Saya tidak sadar kalau saya sebenarnya saya telah menikmati rezeki yang berlimpah, seperti kesehatan, makan, dan minum, tempat tinggal juga nyaman, kemudian saya sendiri juga memiliki pasangan dan keluarga yang walaupun lumayan keras, tapi mereka selalu mendukung saya.

Selain itu, kebutuhan saya akan barang-barang sudah terpenuhi dengan sangat baik, hanya saja saya kerap ingin sekali memiliki hal-hal  yang sedang tren supaya bisa diterima dalam lingkup pergaulan, atau minimal tidak dikatakan jadul.

Dari sini saya mulai menemukan persamaan antara hidup minimalis ala Jepang dengan Kejawen. 

Mencintai barang

Dalam hidup minimalis, Marie Kondo mengajarkan kita untuk berterima kasih pada barang-barang yang sudah kita pakai dihari itu. Percaya atau tidak, barang kalau kita sayang dan rawat dengan baik akan memiliki sinar yang berbeda dengan barang yang tidak terlalu kita perhatikan. Sama halnya dengan Kejawen. Dalam Kejawen, ada ritual untuk mencuci keris dan benda keramat lainnya yang dianggap ada "isi"nya.

Saya menarik benang merahnya, bahwa nenek moyang kita sedari dulu sudah mengajarkan untuk menghargai barang yang sudah kita miliki. Kalau percaya barang tersebut ada "isi" atau tidaknya, itu kembali ke pribadi masing-masing. Akan tetapi, hal  yang saya tangkap adalah mencintai milik kita sendiri dan tidak menyia-nyiakan barang yang sudah kita miliki.

Makan secukupnya

Pola makan hidup minimalis adalah secukupnya saja, dan cenderung yang penting kenyang dan bergizi. Sama halnya ketika kita melakukan puasa ala Kejawen, kita berbuka puasa, secara tidak langsung kita akan mensyukuri makanan yang ada dihadapan kita, dan betapa Tuhan sudah memberikan rezeki yang melimpah, karena kita masih bisa menikmati makanan dengan bumbu yang lezat. Porsi makan pun yang kita ambil hanya secukupnya saja, mengingat besok masih bisa makan, jadi tidak perlu kalap. 

Berusaha menjaga keseimbangan diri dengan alam sekitar

Hidup minimalis pun diajarkan untuk mencintai lingkungan hidup. Dalam Kejawen, tentu juga diajarkan hal yang sama, adanya keseimbangan diri kita dengan alam sekitar. Tumbuhan memberikan perasaan damai tersendiri ketika kita melihatnya. Bahkan ada rasa sayang yang timbul ketika kita merawatnya dan mengajaknya berbicara. Percaya atau tidak, itulah yang saya rasakan.

Mengusir pikiran negatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun