Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rasa Salut pada Tanggapan Customer Care Go-Jek

23 Juli 2019   12:50 Diperbarui: 23 Juli 2019   12:54 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rating yang saya berikan dan E-mail dari Go-Jek | Sumber : DokPri

Untuk saya, sebagai pengguna aplikasi Go-Jek, dan jarang berurusan dengan customer care, saya merasa salut sekali pada tanggapan customer care Go-Jek terhadap keluhan dari Driver ataupun Customer.

Saya akan menceritakan terlebih dahulu, kejadian yang saya alami sebagai customer, baru kemudian saya akan menceritakan pengalaman yang saya lihat sendiri, dimana driver-nya, seorang Bapak yang sudah lanjut usia dipermainkan oleh pemesan yang anonim. 

Tanggapan pada Customer
Dua malam yang lalu, saya naik BlueBird menggunakan aplikasi Go-BlueBird. Saya mendapatkan driver yang ratingnya 4.9, orangnya cukup ramah, namun agak aneh perilakunya. Seperti ketika saya menelepon pasangan saya, tiba-tiba driver-nya bertanya, "Ada yang ketinggalan, ya?", saya menjawab, "Tidak ada, Pak", kemudian lanjut mengobrol ditelepon. 

Ketika saya sudah selesai menelepon, driver-nya kembali bertanya, "Ada yang ketinggalan, Bu?", saya kembali menjawab, "Tidak ada, Pak". Kemudian driver-nya tertawa terpingkal-pingkal. Saya kurang paham letak lucunya dimana, maka saya diam saja. 

Tidak lama kemudian, saya bersin karena kedinginan, sang driver mengatakan, "maaf, Bu, tidak ada tisu.". Kemudian saya bilang, "gapapa, Pak". Setelah itu sang driver kembali tertawa terpingkal-pingkal. Dalam hati saya bertanya-tanya apa yang membuat driver ini terpingkal-pingkal.

Sepanjang perjalanan driver-nya mengajak berbicara, saya pun menyahut sesekali. Kali ini dia tidak terpingkal-pingkal, tapi setiap saya bicara, ia pasti akan memotong pembicaraan saya. Akhirnya saya biarkan driver-nya untuk berbicara sendiri, dan tertawa sendiri pada kata-kata yang ia ucapkan. 

Saya hanya diam saja memperhatikan driver tersebut berbicara dan tertawa sendiri. Saya tidak tahu harus menilai driver-nya bagaimana, andaikata kurang waras, ia bisa mengetahui arah perjalanan yang akan saya tuju, tanpa saya banyak berikan arahan. Jadi saya berpikir, mungkin driver-nya hanya ingin melampiaskan rasa suntuknya saja, maka bicara dan tertawa sendiri. Dan saya tidak terlalu mempermasalahkannya sama sekali, karena tidak merasa terganggu dengan sikapnya.

Ketika sampai di tujuan, driver tersebut langsung mematikan argonya. Saya lihat harga yang tertera pada argo Rp 93.170. Namun saya tidak melihat driver tersebut memasukkan argonya pada aplikasi, saya tinggalkan begitu saja ke dalam, karena saya pikir kalau sudah dimatikan argonya, pasti harga yang dimasukkan pada aplikasi sesuai dengan argo yang tertera.

Saat saya sudah berada dalam rumah, saya membuka aplikasi Go-Jek untuk memberikan rating pada driver, saya berencana memberikan rating 5, tapi tidak disertai tips. Karena saya sudah tiba di rumah dengan selamat, tanpa ada cacat ataupun rasa kesal yang keterlaluan. 

Kaget sekali saya melihat argo yang dicantumkan pada aplikasi adalah Rp 107.000, tidak sesuai dengan harga yang tertera pada argo yang saya lihat sebelum turun taksi.

Karena merasa sebal sudah ketiga kalinya dengan driver yang berbeda, terjadi seperti ini, saya berikan driver-nya rating 2. Bukan uang yang saya permasalahkan, tapi ketidak-jujuran sang driver.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun