Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pentingnya Mencari Ilmu sebagai Orangtua bagi Pasangan Muda

2 Juni 2019   23:06 Diperbarui: 4 Juni 2019   21:19 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak sedang membaca buku dengan orangtua (Sumber ilustrasi: vix.com)

Minggu berikutnya, ini yang sangat membuat saya agak jengah juga, bila saya sedang tidak bekerja, dari sekitar pukul 09.00 sampai malam hari, secara berurutan ada suara anak menangis, kemudian sambitan, setelah itu sang mama mengomel, tenang 5 menit, kemudian siklus anak menangis sampai mama mengomel terus berlanjut, itu akan terus terjadi sampai sang papa pulang. 

Dari yang jengah sampai terbiasa mendengarnya, tidak mungkin juga saya ikut campur urusan mereka, karena mereka tidak pernah membuka diri untuk dicampuri urusan rumah tangganya. Hanya saja makin ke sini, omelan mamanya semakin parah, setiap saya sedang menyiram tanaman selalu terdengar kata "Nyusahin ya lu orang, mati aja lu semua!", dan itu tidak sekali saja terjadi, tapi bisa terjadi hampir setiap hari.

Saya pahami, pasti mamanya pusing sekali, apalagi anak umur 1-5 tahun adalah anak yang sedang dimasa golden age, di mana mereka pasti senang bereksplor. Bila orangtua yang tidak paham, maka mereka akan mencap anaknya nakal. Padahal itulah masa mereka sedang mulai mengenal dunia dan lingkungan sekitarnya, dan masa paling mudah menyerap pengetahuan yang diberikan kepada mereka.

Di masa-masa inilah, kita sebagai orang tua sudah harus bisa memilah-milah kata dan ajaran kepada anak, karena pada masa inilah mereka bisa menanamkan kata-kata dan ajaran ke alam bawah sadar mereka. Ini sudah ada penelitiannya, kalian bisa cari. Dan saya sendiri juga sudah mempraktekannya ketika saya bekerja sebagai guru Kindergarten.

Tetapi tidak sepenuhnya saya menyalahkan sang mama, karena saya paham mengurus pekerjaan rumah tangga sekaligus mengurus anak yang masih kecil, bukanlah perkara mudah. 

Butuh kesabaran yang amat sangat ekstra untuk menghadapi anak-anak di masa golden age, karena saya sendiri waktu itu saat awal menjadi guru, masih kewalahan, padahal saya hanya bertemu murid-murid saya sekitar 2 jam saja, apalagi kalau menghadapi anak-anak ini hampir 24 jam. Belum lagi pekerjaan rumah tangga tidak pernah ada selesainya, apalagi kalau suami pulang, selalu menuntut rumah rapi, dengan anak-anak yang lagi senang-senangnya bereksplor. Mateng beneran...


Dari ketiga contoh konkret yang saya temukan, saya hanya ingin menghimbau para pasangan muda atau orangtua yang anaknya masih kecil, untuk lebih banyak mengeksplor kepribadian anak, dan lebih banyak menggali pengetahuan untuk cara parenting yang baik.

Antara suami dan istri haruslah menjadi tim yang kompak, karena mengurus anak bukan hanya tugas sang mama saja, bahkan juga bukan tugas sang nenek. Akan tetapi lebih bagus kalau kedua orangtua saling bekerja sama dalam mendidik anak.

Saya memang belum punya anak, tapi saya pernah menangani anak-anak yang orangtuanya bersikap sangat keras, atau orangtuanya sibuk dengan pekerjaan, sampai harus dididik oleh suster atau kakek neneknya.

Bahkan saya juga pernah menangani anak yang orangtuanya sedang bersaing bahwa anaknya yang paling hebat. Maka, umur 3 tahun, anaknya dituntut sudah bisa membaca dengan lancar seperti anak SD dan sebagainya. Mereka lupa bahwa masing-masing anak memiliki kemampuan yang berbeda dan kepandaian yang berbeda. 

Saya akan ambil 3 contoh anak yang saya tangani, tentu penanganan saya  terhadap sang anak didampingi oleh mentor saya yang sudah sangat berpengalaman menangani anak. 3 anak ini merupakan kasus yang saya rasa ada orangtua yang mengalami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun