Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Biarkan Pahlawan Indonesia Meneteskan Darah Sia-sia

24 Mei 2019   21:59 Diperbarui: 24 Mei 2019   22:30 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kemudian tahun 1908, berdirilah organisasi pertama di Indonesia, yakni Budi Oetomo (Budi Utomo). Organisasi ini menjadi pangkal dari lahirnya organisasi-organisasi lainnya di Indonesia. 

Namun saat itu, masih saja organisasi ini hanya mewakili kepentingan tertentu, tapi sudah mulai ada progress, dimana organisasi ini hanya menerima orang yang bersuku Jawa. Lumayan, orang-orang Jawa yang berbeda kerajaan berkumpul mejadi satu. 

Kemudian  ada organisasi lainnya yang juga hanya mementingkan pihak tertentu saja, seperti Syarikat Islam, hanya menerima anggota yang beragama Islam saja, tapi masih lebih baik, karena orang dari daerah mana saja di Indonesia yang beragama Islam, berkumpul menjadi satu, dan sebagainya.

Tahun demi tahun berlalu, Kolonial Belanda semakin bersikap sewenang-wenang, bahkan rakyat Indonesia yang merupakan pemilik tanah air Indonesia sendiri malah dijadikan budak oleh mereka, dan mereka lah tuannya. Raja dan kaum bangsawan Indonesia pun masih berada dibawah kekuasaan Belanda. Bukan main rakusnya si Belanda. 

Banyak orang Indonesia yang merasa tidak senang, dan membentuk kongres yang dihadiri oleh seluruh organisasi di Indonesia secara diam-diam. Tahun 1928, Sumpah Pemuda dikumandangkan oleh sejumlah anggota dari berbagai organisasi, yakni Jong Sumatera, Jong Java, Pemuda Betawi, dan masih banyak lagi yang merupakan pemuda-pemudi berbangsa Indonesia. Tapi, sangat disayangkan, ketika semuanya sudah mau bersatu, ada saja orang Indonesia sendiri yang menjual bangsanya kepada orang asing, maka perkumpulan tersebut diketahui oleh Kolonial Belanda, dan kembali diobrak-abrik. 

Tahun 1942, inilah Indonesia seperti benar-benar mendapatkan matahari terbit. Jepang datang dan menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia. Apalagi saat itu adalah waktu yang pas, karena Belanda mengalami kekalahan dalam Perang Dunia 1 oleh Jerman, tentu saja pasukan Kolonial Belanda lebih fokus untuk perang dunia. Indonesia saat itu benar-benar percaya begitu saja dengan muka topeng Jepang. 

Jepang pada saat itu berhasil mengusir Kolonial Belanda dari Sumatera, dan beberapa tempat lainnya, tidak itu saja, Jepang diam-diam membantu Indonesia mendirikan organisasi-organisasi yang seakan-akan bisa membantu Indonesia menuju jalan kemerdekaan. Bahkan orang Indonesia sendiri mengalami kenaikan status sosial dibandingkan dengan para elite Eropa saat itu. 

Tidak sampai beberapa bulan, Jepang mulai menunjukkan wajah aslinya kepada bangsa Indonesia. Mereka memberlakukan Romusha, kerja paksa bangsa Indonesia untuk membangun jalan dan sebagainya, bahkan perlakuan Jepang jauh lebih kejam daripada Kolonial Belanda terhadap orang Indonesia. 

Wanita-wanita Indonesia saat itu, tidak boleh lewat sedikit depan tentara Jepang, langsung diperkosa begitu saja. Bagi orang Indonesia yang melawan, langsung dihukum mati tanpa ada aba-aba sama sekali.

Kejam, sangat kejam...

Tidak tahan dengan perlakuan semua bangsa asing yang semena-mena terhadap pemilik tanah air, para pahlawan segera membentuk organisasi dan memimpin masyarakat Indonesia untuk bersatu melawan penjajah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun