Mohon tunggu...
Najwa Puspita Bella_Gizi
Najwa Puspita Bella_Gizi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Suka mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa itu Bencana oleh Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) dan Kesehatan Mental Mahasiswa

13 September 2025   17:37 Diperbarui: 13 September 2025   18:01 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Universitas 'Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menyelenggarakan Pra Mataf (Masa Ta'aruf) Mahasiswa baru hari pertama pada tanggal 12 September 2025. Pra Mataf hari pertama membahas 'MDMC (Muhammadiyah Disaster Manajemen Center)' Bersama Bapak Arif Nur Kholis selaku sekertaris MDMC PP Muhammadiyah dan "Kesehatan Mental Mahasiswa' bersama Bapak Dr. Komarudin, M.Psi., Psikolog.

Muhammadiyah Disaster Manajemen Center didirikan pada tahun 2007 yang kemudian dikukuhkan sebagai Lembaga pada tahun 2010. Dari tahun 2010-2025 MDMC sudah merespon bencana dengan total 1.541 kejadian. MDMC sendiri sudah merespon ke seluruh penjuru Indonesia yaitu bertotalkan 33 provinsi. Tak hanya itu, MDMC juga pernah membantu bencana alam sampai ke luar negeri (seperti Myanmar, Turki, Bangladesh dll)

Konsep Jepang merespon bencana hampir sama dengan konsep islam itu sendiri yaitu gempa bumi tidak membuat manusia terluka hanya saja manusia belum dapat membangun rumah yang kokoh. Sama halnya cara islam menanggapi bencana yaitu kita mengikhlaskan, mengusahakan dan berikhtiar untuk kehidupan yang baik..

Apa itu bencana? Menurut Bapak sendiri bencana merupakan kejadian ketika kondisi manusia belum siap menghadapi bencana seperti gempa bumi, banjir, longsor dan lain-lain. Bencana sendiri masih sering dianggap tidak penting dan masih tabu untuk Masyarakat. Ada beberapa jenis penyebab bencana, yaitu gempa bumi, banjir, tanah longsor, kebakaran lahan atau hutan, abrasi laut, dan erupsi gunung berapi. Pemicu bencana itu bisa terjadi karena 2 hal, yakni alam itu sendiri dan ulah manusia. Seperti terjadinya banjir karena masih banyak manusia yang membuang sampah tidak pada tempatnya malah ke Sungai ataupun parit-parit kecil. Maka dari itu, MDMC mengajak Masyarakat diluar sana untuk terbuka dengan bencana alam dengan dibantu dengan pelatihan dan dididik sehingga dapat mengurangi angka jumlah korban.

MDMC juga mengajarkan bagaimana memanajemen suatu bencana. Pertama ada Preparedness (kesiapan), Recovery (membangun ulang bangunan yang lebih kokoh), Respon (menangani dengan baik dan professional, dan Mitigation. Berikut ada beberapa tips saat terjadi bencana alam gempa. Pertama, jangan panik bila ada bencana. Kita harus melatih diri sendiri agar tidak panik berlebih sesering mungkin. Kedua, lindungi kepala kita dengan benda apa saja disekitar. Ketiga, bila kita diluar jauhi gedung besar dan tiang Listrik. Keempat, bila kita didalam Gedung jangan berada di lift dan jangan didekat jendela. Usahakan jangan keluar dulu dan berlindung di bawah meja yang kokoh sampai gempa selesai.

Bila kita mengalami suatu bencana alam, kita dapat menghubungi Penanggulangan bencana DIY dengan No 0274 5555 84. Kita dapat mengunduh aplikasi 'Inarisk' pada play store ataupun app store agar dapat memantau tingkatan potensi, kerentanan dan resiko bencana  disekitar.

Kesehatan Mental Mahasiswa oleh Dr. Komarudin, M.Psi., Psikolog.

Kesehatan mental adalah kondisi Dimana emosi kognitif dan perilaku yang relative stabil berfungsi secara adaptif dalam lingkarannya serta mengatasi stress sehari-hari(APA,2020). Sehat mental artinya individu terhindar dari gangguan jiwa dan gejala penyakit jiwa. Ciri-ciri sehat mental adalah sebagai berikut : Mampu mengenali emosi diri sendiri, mampu mengendalikan emosi secara adaptif, memiliki empati, mampu memotivasi diri sendiri, mampu membangun hubungan sosial.

Beberapa gangguan mental yang sering terjadi di kalangan Mahasiswa yaitu stress, kecemasan, ganguan mood, gangguan identitas, dan brain rot. Penyebab stress pada umumnya adalah adanya tekanan yang cukup banyak, rasa khawatir akan suatu hal, ada tanggung jawab yang dianggap berat, dan permasalahan pertemanan.

Stress adalah respon fisiologi dan psikologis tubuh terhadap situasi yang mengancam atau menantang dan memerlukan beberapa jenis penyesuaian. Ciri orang stress yaitu menutupi diri sendiri dari lingkungan sekitar, tidak melakukan aktivitas yang biasa dirinya lakukan, menyendiri, mudah marah dan tersinggung, dan jarang berkumpul dengan teman. Cara meredakan stress bisa dengan strategi coping. Yang pertama, problem focused coping, mengurangi, meodifikasi, dan menghilangkan sumber stress. Yang kedua, emotion focused coping, respon yang ditunjukan untuk mengurangi dengan emosi streaser(lari ke agama, angan-angan, ataupun humor).

Lalu ada ciri orang yang mengalami kecemasan, yaitu kegelisahan, tangan/tubuh bergetar, pening, mulut kering, sulit berbicara, sulit bernapas, bernapas pendek, jantung berdebar, suara bergetar, banyak berkeringat, jari/tubuh dingin, sensasi menjadi mencekik, sakit perut/mual, sering buang air kecil, diare, wajah memerah, dan leher punggung kaku. Cara menangani kecemasan yaitu dengan menerima kecemasan itu sendiri, aktivasi kegiatan missal dengan olahraga dan tidur yang berkualitas, cognitive behavioral therapy, mindfulness based interventions.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun