Oleh: Najma El Rachman Septiawan
Setiap orang memiliki cinta kepada seseorang, baik dari ucapan jelas maupun hanya disimpan yang dalam sehingga tidak mau mengucapkannya dan ada juga memberanikan ucapan jujur dalam isi hati untuk menyampaikan kepada seseorang yang ingin dicintai, serta ada juga memilih bersembunyi yang menutupi gejolak yang tak pernah padam. Pada dasarnya, cinta selalu mencari jalan keluar melalui kata-kata sederhana yang lebih fasih daripada diam seribu kalimat. Akan tetapi, sebagian orang yang masih gugup ataupun grogi untuk mengungkapkan atau menyampaikan cinta kepada seseorang, sehingga orang tersebut pasti akan menolaknya. Padahal, sering kali penolakan itu bukan semata-mata, karena cinta bukan hanya terbalas, melainkan cara menyampaikan yang kurang tepat, terburu-buru, atau tidak sesuai pada hati orang yang dituju. Jika seseorang mampu menyampaikan cinta dengan jujur, maka cinta yang diutarakan akan mudah diterima, bahkan jika jawabannya tidak sesuai dengan harapan.
Menyampaikan cinta kepada seseorang bagaikan menulis puisi dengan hati sendiri sebagai tinta, sebuah langkah sederhana dalam perkataan yang sangat rumit di dalam jiwa kita. Setiap kata sederhana yang terucap membawa harapan dan makna sekaligus akan ketakutan akan jawaban, karena dibalik setiap kalimat tersebut ada keberanian, kerentanan, dan kerelaan untuk menerima apa adanya untuk balasannya. Ia mudah diucapkan melalui kata kata romantis dan puitis tetapi berat dijalani, sebab cinta selalu menuntut pada kejujuran yang tidak bisa ditawarkan. Cinta itu bagaikan datang tanpa izin begitu saja, menyelinap tanpa ketukan pintu, lalu menetap pandangan dengan segala kerumitan yang ada dalam tumbuh yang tidak terduga.
Dalam melihat wajahnya yang awalnya biasa saja, namun tiba-tiba terasa begitu istimewa dan lemah lembut, dalam sapaan singkat yang entah mengapa pikiran ini terus terngiang-ngiang, bahkan pertemuan singkat mampu mengubah arah hidup seseorang. Cinta tidak pernah menunggu kesepian, justru menguji kesiapan yang membawa kebahagiaan, sekaligus keresahan yang membuat hati berdebar tanpa henti. Meskipun kadan menimbulkan kegelisahan dan putus asa, tidak ada seorang pun yang benar-benar menolak kehadirannya, sebab cinta membuat terasa lebih hidup gembira. Ada kalanya cinta yang membuat seseorang tersenyum dalam diam, menatap langit dengan penuh harapan atau meneteskan air mata hanya mengingat sosok yang dirindukan oleh orang dicintai.
Akan tetapi, semua perasaan itu menjadi sia-sia bila perasaan ini dikurung dalam hati. Cinta yang tak pernah disampaikan kepada seseorang ibarat benih tumbuhan yang sudah disimpan dalam guci tertutup untuk memiliki potensi tumbuh tanaman bunga, tetapi tak pernah menjelma menjadi bunga karena tak pernah disentuh cahaya dan air kehidupan yang membuat tanaman bunga menjadi layu.
Itulah kenapa menyampaikan cinta merupakan keberanian untuk jujur kepada diri sendiri dan juga untuk membiarkan kepada orang lain mengetahui apa yang tersembunyi tidaklah mudah. Sebab, rasa cinta yang terucap selalu disambut dengan senyuman hangat dengan penuh bahagia, ada juga berakhir dengan penolakan yang dingin dan melukai hati. Cinta yang diungkapkan pun tak akan pernah lepas dari risiko, bisa diterima dengan kebahagiaan dalam menghadirkan rasa menyejukkan atau ditolak dengan ketegasan dalam menghadirkan rasa sakit yang dilupakan. Tetapi, bukanlah lebih menyakitkan dalam menanggung rahasia cinta sepanjang hidup, hanya karena takut yang memungkinkan belum tentu terjadi?
Dari beberapa para filsuf, cinta adalah perasaan kompleks yang melibatkan tubuh, pikiran, perkataan dan jiwa bukan hanya sekedar rasa suka, melainkan gejolak batin yang membuat seseorang rela berkorban untuk memberi kebahagiaan kepada orang yang dicintai. Ini adalah perpaduan antara kerinduan, kasih sayang, hasrat untuk memiliki dan kerelaan untuk melepaskan. Cinta membuat seseorang bertahan berada tengah penderitaan, sekaligus memberi kekuatan untuk menentang dunia untuk pengorbanan yang tidak pernah terlupakan.
Namun dibalik kebesaran terhadap menyampaikan cinta, ada sesuatu yang sederhana tetapi sangat menentukan dalam komunikasi. Sebab, betapa pun dalamnya melihat orang yang dicintai secara diam-diam, memendam rasa, dan menunggu kepastian akan menjadi sia-sia bila tidak disampaikan. Waktu berlalu, kesempatan itu akan menjadi hilang, dan cinta itu berakhir menjadi cerita lama yang penuh penyesalan. Hal tersebut dikarenakan, menyampaikan cinta memerlukan waktu dan kepekaan yang tepat untuk mengucapkannya, terkadang yang terbaik adalah menunggu, sebab cinta tidak seharusnya diucapkan kepada seseorang yang kita tuju di tengah tertekan pada hati kita sendiri yang masih ragu. Maka, mengutarakan cinta kepada seseorang harus melakukan perasaan terlebih dahulu untuk memahami dirinya dan memahami orang yang dicintai. Cinta bukan hanya keberanian untuk mengucap, melainkan kebijaksanaan dalam memilih waktu yang tepat.
Menyampaikan cinta tidak harus dengan cara spektakuler meriah, tidak perlu kembang api, panggung megah atau sorakan banyak orang. Bahkan, cara tersebut terlalu berlebihan yang membuat cinta kehilangan segalanya. Sering kali, cinta yang disampaikan dengan kata-kata tulus dan percakapan melalui nada jernih justru lebih menyentuh hati seseorang. Ucapan kata seperti "aku mencintaimu" dengan nada yang jernih, suara yang lembut, dan hati yang bersih mampu mengetuk pintu hati yang lebih kuat daripada seribu janji yang dihiasi keramaian.
Kita harus tau bahwa cinta memiliki banyak wajah, yakni cinta persaudaraan, cinta orang tua, hingga cinta kepada Tuhan. Namun cinta yang paling sering membuat dada bergemuruh dan hati bergejolak adalah cinta erotis atau debut juga dengan cinta kepada pasangan. Jenis cinta erotis ini bersifat eksklusif yang hanya tertuju kepada satu orang dianggap istimewa. Ketika seseorang memilih untuk menyampaikan cinta erotis ini, berarti ia sedang berkata "Dari sekian banyak orang di dunia ini, hanya kamu yang paling berarti bagiku". Dengan demikian, pengakuan yang tidak bisa dianggap remeh bukan sekadar pernyataan rasa suka, melainkan janji untuk memperlakukan seseorang sebagai pusat kebahagiaan.
Namun kita akan tahu, cinta tidak selalu berakhir dengan bahagia. Ada yang menyampaikan cinta dengan penuh harapan, lalu menerima penolakan. Ada yang menanti balasan, tetapi hanya bertemu dengan kehampaan. Sebab penolakan bukanlah akhir segalanya, melainkan pelajaran berharga tentang kerendahan hati dan keberanian untuk mencoba lagi. Penolakan tersebut mengajarkan bahwa cinta tidak bisa dipaksakan. Ia harus tumbuh dari kebebasan, dan kerelaan dua hati untuk saling menerima satu sama lain. menyampaikan cinta bukanlah semata-mata tentang mendapatkan jawaban "iya", melainkan tentang menghargai perasaan yang kita miliki kepada orang lain untuk mengetahuinya.