Senin, 25 Agustus 2025. Bertempat di SDN 101990 Bangun Purba, Desa Bangun Purba, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, mahasiwa KKN UIN Sumatera Utara mengadakan sosialiasi dengan tema stop bullying. Dihadiri oleh 29 murid kelas VI, sosialisasi berjalan lancar tanpa gangguan. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja mahasiswa KKN UIN Sumatera Utara yang menunjukkan besar rasa peduli generasi muda terhadap maraknya pembulian yang terjadi di kalangan siswa sekolah dasar.
“Dengan dilaksanakannya sosialiasi ini, tujuan kita adalah untuk mencegah bullying, mengedukasi anak, dan membantu pembentukan karakter anak sejak dini. Kita juga ingin meningkatkan kesadaran para murid mengenai dampak buruk bullying dan langkah apa yang dapat mereka ambil jika mereka mejadi korban bullying,” ujar M. Rivan Febriyansyah Hrp, wakil ketua KKN UINSU Desa Bangun Purba.
Diikuti pemateri kedua, Nur Jannah Rangkuti, yang menyampaikan mengenai macam-macam bentuk bullying verbal. Adapun beberapa bentuk bullying verbal yang sering kita temui adalah menghina, mengejek, memaki, dan mengancam. Di kalangan anak-anak sekolah dasar, mengejek nama teman dan orang tua juga sering terdengar. Hal ini menunjukkan bahwa bullying jenis ini sendiri adalah jenis bullying yang paling mudah ditemui di kalangan anak-anak dan remaja, tidak hanya di lingkungan sekolah, melainkan juga di lingkungan masyarakat. Selain membawakan materi bullying verbal, Jannah juga membawakan materi bullying sosial dan media sosial.
Setelah pemaparan materi yang berfokus pada pengertian dan jenis-jenis bullying, Hikmah Chairunnisa—pemateri ketiga dalam sosialisasi ini—pun melanjutkan dengan materi cara mengenali bullying serta dampak bullying bagi para korbannya. Hikmah menjelaskan, bahwa korban pembulian biasanya akan merasa tidak dapat melawan dan disudutkan. Pelaku bullying sendiri akan melakukan pembulian secara berulang-ulang dan sengaja terhadap korbannya. Hingga pada akhirnya, tindakan tersebut dipastikan merupakan pembulian.
Materi berikutnya pun disampaikan oleh pemateri terakhir, Sofi Mayla Humaira, berkaitan dengan cara melawan bullying dan bagaimana sikap yang dapat diambil oleh korban pembulian untuk melindungi dirinya. “Jika kalian di-bully, kalian tidak perlu takut untuk melaporkan apa yang kalian rasakan kepada guru atau orang dewasa lainnya. Jika melihat teman yang menjadi korban, maka tolonglah dan laporkan kepada orang dewasa,” ujar Sofi. “Jadilah teman yang baik,” lanjutnya.
Selain sesi penyampaian materi, ada pula sesi tanya jawab di mana para audiens diberikan 4 pertanyaan berbeda oleh para pemateri. Setiap murid yang berani maju dan menjawab pertanyaan, diberikan hadiah kenang-kenangan yang harapannya dapat berguna bagi mereka.
Kemudian, sesi renungan dimulai, di mana para pemateri meminta seluruh audiens untuk berdiri, menunduk, dan memejamkan mata mereka masing-masing. Mereka diminta merenung, mengingat apakah mereka pernah menyakiti atau bahkan disakiti oleh teman mereka. Ketika para pemateri mengatakan bahwa mereka yang pernah disakiti atau menyakiti harus berusaha untuk memaafkan diri mereka sendiri, diri orang lain, juga berjanji untuk menjadi teman yang baik, siswa-siswi mulai menangis. Demikian, kita pun tahu bahwa sebagian dari mereka ternyata pernah memiliki pengalaman buruk dalam lingkar pertemanan mereka.
Sosialisasi ditutup dengan menyanyikan lagu Stop Bullying bersama, tepuk anti bullying, dan sesi foto bersama. Harapannya, sosialisasi ini dapat memberikan dampak yang baik bagi siswa dan siswi SDN 101990 Bangun Purba dan anak-anak lainnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI