Dengan demikian, bahasa akuntansi adalah bahasa simbolik kehidupan ekonomi manusia.
5. Ekspresi (Ausdruck) dan Jiwa Sosial
Menurut Dilthey, ekspresi adalah jembatan antara pengalaman batin dan dunia luar. Dalam akuntansi, setiap pencatatan, laporan, dan analisis merupakan manifestasi moral dan spiritual masyarakat. Angka bukan hanya representasi fakta ekonomi, tetapi hasil keputusan moral dan tanggung jawab sosial. Dengan memahami ekspresi ini, peneliti dapat menyingkap "jiwa sosial" yang hidup di balik praktik ekonomi.
Contohnya, laporan keuangan sebuah LSM bukan hanya tentang saldo donasi, tetapi juga kisah solidaritas, kepercayaan, dan pengabdian.
6. Ontologi Historis: Akuntansi sebagai Ekspresi Jiwa Bangsa
Setiap sistem akuntansi merefleksikan jiwa historis masyarakat yang melahirkannya.
Akuntansi kolonial Belanda mengekspresikan rasionalitas kontrol dan kekuasaan.
Akuntansi koperasi desa mencerminkan nilai gotong royong dan kebersamaan.
Akuntansi spiritual menampakkan keseimbangan antara dunia materi dan batin.
Oleh karena itu, akuntansi tidak bersifat universal dan ahistoris, melainkan produk interpretasi kolektif manusia sepanjang sejarah.
Akuntansi, dengan demikian, adalah tindakan menulis kehidupan sebuah cara manusia menandai eksistensinya melalui simbol ekonomi dan moral.