Ilmu Alam (Naturwissenschaften) yang menjelaskan fenomena melalui hukum sebab-akibat; dan
Ilmu Roh atau Humaniora (Geisteswissenschaften) yang memahami makna kehidupan manusia melalui pengalaman batin.
Di sinilah lahir dua istilah penting dalam hermeneutika:
-
Erklren (menjelaskan) Â pendekatan ilmiah objektif untuk memahami dunia fisik.
Verstehen (memahami) pendekatan interpretatif untuk mengerti dunia batin manusia.
Dalam akuntansi, perbedaan ini menjadi penting. Selama ini, akuntansi kerap diperlakukan seperti ilmu alam sosial: serba kuantitatif, empiris, dan netral. Padahal, menurut semangat hermeneutik Dilthey, akuntansi justru merupakan ilmu manusia karena di dalamnya terdapat nilai, makna, dan ekspresi kehidupan ekonomi yang sarat kemanusiaan.
2. Dua Cara Mengetahui: Fisiologi dan Psikologi sebagai Metafora Akuntansi
Dilthey menggunakan dua metafora epistemologis untuk menjelaskan cara manusia mengetahui dunia: fisiologi dan psikologi.
a. Fisiologi Mengetahui dari Luar
Dalam fisiologi, manusia mempelajari tubuh dari luar. Tubuh dianggap sebagai objek biologis yang dapat diukur, diuji, dan dijelaskan secara mekanis. Ini mirip dengan pendekatan positivistik dalam akuntansi, yang memandang organisasi dan laporan keuangan sebagai objek eksternal. Contohnya: penelitian mengenai pengaruh leverage terhadap profitabilitas, hubungan CSR dengan nilai pasar, atau perbandingan rasio keuangan. Semua fenomena dipandang sebagai gejala empiris yang bisa diukur dan dirumuskan dalam model statistik. Peneliti memosisikan diri sebagai "dokter keuangan" yang mengamati pasien dari luar.
b. Psikologi Memahami dari Dalam