Praktik akuntansi kreatif yang menutupi risiko sosial.
Pengabaian aspek lingkungan dan kemanusiaan demi laba semata.
Hermeneutika menawarkan jalan lain:
ia tidak menolak objektivitas, tetapi mengubah maknanya dari objektivitas mekanis menjadi objektivitas empatik, yakni keterbukaan terhadap pengalaman manusia yang beragam. Dengan kata lain, hermeneutika bukan anti ilmu, melainkan anti dehumanisasi ilmu.
18. Menuju Akuntansi Kemanusiaan
Dari seluruh uraian di atas, kita sampai pada kesimpulan penting:
Akuntansi hermeneutik bukan hanya teori alternatif, tetapi gerakan etis dan kultural untuk mengembalikan akuntansi pada akarnya yakni manusia.
Dalam masyarakat yang diukur segalanya dengan angka, kita membutuhkan keberanian untuk kembali bertanya:
Apakah semua yang dapat dihitung pasti bermakna?
Dan apakah yang bermakna selalu dapat dihitung?
Pertanyaan-pertanyaan ini menuntun kita ke arah akuntansi kemanusiaan (humanistic accounting), di mana: