MEMBANGUN KESEHATAN MENTAL DI ERA DIGITAL Â
NAILUL/191251068 Â
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Â
UNIVERSITAS AIRLANGGA Â
    Kesehatan mental menjadi isu yang sangat penting di era digital ini. Banyak orang yang mengalami stres, kecemasan, dan depresi akibat tekanan hidup yang semakin berat. Tenaga kesehatan masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam menangani krisis kesehatan mental ini. Â
    Era digital telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang menghabiskan waktu di depan layar komputer atau telepon pintar, yang dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Selain itu, media sosial juga dapat menjadi sumber perbandingan sosial yang tidak sehat, yang dapat menyebabkan perasaan tidak puas dan tidak percaya diri. Penelitian menunjukkan bahwa generasi muda di Indonesia semakin rentan mengalami tekanan mental karena penggunaan media sosial berlebihan dan kurangnya kontrol diri (Putri, Pratiwi, dan Santoso, 2023). Â
    Tenaga kesehatan masyarakat dapat membantu masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan mental dengan memberikan edukasi dan konseling. Mereka dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan keterampilan koping yang sehat dan meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental. Selain itu, program psikoedukasi terbukti efektif meningkatkan literasi mental masyarakat, misalnya melalui kegiatan penyuluhan dan konsultasi gratis di komunitas wisata  Â
    Tenaga kesehatan masyarakat juga dapat menggunakan berbagai strategi untuk menangani krisis kesehatan mental di era digital. Salah satu contoh adalah dengan menggunakan teknologi untuk memberikan konseling dan terapi dalam jaringan. Program layanan Sehat Jiwa yang diluncurkan pemerintah telah membantu ribuan masyarakat dalam mengakses konseling daring dengan cepat dan praktis (Sari, 2020). Selain itu, konseling dalam jaringan terbukti efektif membantu ibu rumah tangga mengurangi stres dan meningkatkan regulasi emosi  Â
   Di sisi lain, strategi inovatif seperti biblioterapi juga dapat mendukung kesehatan mental remaja. Membaca bahan bacaan yang relevan dapat menjadi sarana terapi, sekaligus meningkatkan pemahaman diri dan resiliensi (Salsabila, 2024). Faktor keluarga juga berperan penting, karena komunikasi positif di rumah dapat melindungi generasi Z dari dampak negatif penggunaan teknologi digital (Anisa dan Fadhliah, 2023). Â
   Selain pendekatan medis dan psikologis, beberapa penelitian menekankan pentingnya pendekatan spiritual, seperti psikologi tasawuf, yang dapat membantu generasi Z menemukan ketenangan batin dalam menghadapi era digital yang penuh tekanan. Dengan adanya dukungan kebijakan pemerintah yang kini bergeser dari pendekatan kuratif ke promotif dan preventif, tenaga kesehatan masyarakat memiliki peluang yang lebih besar untuk memperkuat kesadaran dan layanan kesehatan mental berbasis komunitas maupun digital  Â
   Peran tenaga kesehatan masyarakat sangat penting dalam menangani krisis kesehatan mental di era digital. Mereka dapat membantu masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan mental dengan memberikan edukasi, konseling, serta memanfaatkan teknologi digital. Dengan dukungan keluarga, pendekatan spiritual, serta kebijakan pemerintah yang tepat, krisis kesehatan mental dapat diminimalkan. Oleh karena itu, peran tenaga kesehatan masyarakat harus terus diperkuat dalam menghadapi tantangan kesehatan mental di era digital. Â
KATA KUNCI: Digital, Edukasi, Kesehatan, Mental, Tehnologi. Â
DAFTAR PUSTAKA Â
Anisa, F. and Fadhliah, N. (2023) Pola komunikasi keluarga dalam membentuk kesehatan mental generasi Z di era digital.
       Bandung: Universitas Telkom
 Putri, MA, Pratiwi, NA and Santoso, R. (2023) Gambaran kesadaran, akses informaTersedia Â
       di:  https://https://www.researchgate.net/publication/377252572 [Diakses 21 Agustus 2025].
 Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI