Dalam rangka Praktik Kerja Lapangan (PKL) Gizi Klinik, mahasiswa Program Studi Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang, saya Nailal Muna Mahmudah, menyusun dan menyerahkan sebuah buku saku edukasi gizi berjudul "Diet Tinggi Energi, Tinggi Protein, dan Rendah Natrium."
Buku saku ini hadir sebagai media edukasi sederhana namun komprehensif bagi pasien dan keluarga, terutama dalam memahami pentingnya diet khusus pada kondisi sirosis hepatis.
Sirosis hepatis merupakan kondisi kronis yang merusak fungsi hati secara bertahap. Salah satu tantangan besarnya adalah menjaga status gizi pasien agar tidak terjadi malnutrisi, penurunan massa otot (sarkopenia), maupun memperparah komplikasi seperti asites dan edema. Sebuah pendekatan diet yang tepat dapat memainkan peran penting dalam memperbaiki hasil klinis pasien.
Pasien dengan sirosis hepatis membutuhkan perhatian khusus, bukan hanya dari sisi medis, tetapi juga dari pola makan sehari-hari. Gangguan fungsi hati yang mereka alami membuat tubuh rentan kehilangan energi, massa otot, hingga menumpuk cairan dalam tubuh. Untuk itu, pola makan dengan tinggi energi, tinggi protein, dan rendah natrium menjadi salah satu kunci utama perawatan agar pasien mampu mempertahankan massa otot, mengendalikan penumpukan cairan, sekaligus menjaga fungsi hati seoptimal mungkin.Β
Mengapa Butuh Tinggi Energi dan Protein?
Sirosis hepatis membuat tubuh bekerja lebih keras dalam metabolisme, sementara nafsu makan pasien sering menurun. Tanpa energi cukup, tubuh akan memecah jaringan otot sebagai sumber tenaga. Oleh karena itu, kebutuhan energi pada penderita sirosis lebih tinggi dibanding orang sehat.
Selain itu, protein dibutuhkan lebih banyak, sekitar 1,2--1,5 gram per kilogram berat badan per hari. Protein ini berguna untuk mempertahankan massa otot, memperbaiki jaringan tubuh, dan mendukung fungsi hati. Bagi pasien di Indonesia, sumber protein mudah dijangkau seperti ikan kembung, ikan bandeng, ayam tanpa kulit, tahu, tempe, serta telur dapat menjadi pilihan utama.
Dalam praktiknya, pasien juga dianjurkan lebih sering makan dalam porsi kecil agar kebutuhan energi tetap tercukupi meski nafsu makan menurun.
Rendah Natrium untuk Mengendalikan Asites
Salah satu masalah yang sering muncul pada sirosis hepatis adalah asites (penumpukan cairan di perut). Untuk mencegah kondisi ini semakin parah, natrium perlu dibatasi hingga sekitar <2.000 mg per hari. Itu artinya pasien perlu menghindari makanan tinggi garam seperti ikan asin, makanan kalengan, kerupuk, mie instan, saus instan, dan makanan cepat saji.