Mohon tunggu...
Siti Nafisah Analis
Siti Nafisah Analis Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya anak ke 2 dari 3 bersaudara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Historisitas Islam Nusantara, Karakteristik Islam Nusantara, Khazanah Islam Nusantara dan Kepesantrenan

4 Juni 2023   18:00 Diperbarui: 4 Juni 2023   18:10 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW. Jimat ini milik keluarga baik seperti keluarga Pandawa. Istilah Pandawa Lima sering diartikan sebagai rukun Islam yang lima. Penonton Sunan Kalijaga akhirnya mengenal Islam dan tertarik untuk menjadikan Islam sebagai agamanya. 

Tidak hanya para wali yang menggunakan pertunjukan wayang untuk menyebarkan Islam, tetapi berbagai seni dan budaya lainnya juga digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan Islam. Beberapa kesenian yang juga dijadikan sarana untuk menyebarkan agama Islam adalah seni ukir, gamel dan seni mistik. Salah satu gending atau seni suara yang paling terkenal dan melekat di hati masyarakat sebagai alat dakwah pada masa itu adalah Tombo Ati karya Sunan Bonang.

 Jika perlu, maulid Nabi dirayakan setiap tahun di lobi Masjid Demak, diiringi rebana, gamelan, dan pertunjukan wayang. Untuk merebut hati masyarakat, beranda dihias dengan berbagai hiasan bunga yang cantik. Para wakil mengumpulkan jemaah dengan memukul gong berkali-kali yang suaranya terdengar di mana-mana. Karena sudah mengetahui isyarat suara Gong, maka orang-orang pada waktu itu segera berdatangan. Anda masuk melalui gerbang yang dijaga oleh penjaga, dengan keyakinan sebagai tiket Anda. Membaca dua kalimat syahadat, otomatis mereka masuk Islam.

 Usai pembacaan syahadat, para wali jamaah terlebih dahulu memerintahkan agar air cucian dialirkan ke sisi kiri kolam. Setelah itu, mereka memasuki masjid untuk mendengarkan cerita wayang yang ditulis oleh para wali yang mewujudkan nilai-nilai Islam. Ketika waktu sholat tiba, mereka dipanggil untuk sholat di bawah arahan seorang penjaga. Inilah kronologi penyebaran Islam melalui seni budaya para wali Jawa.

 

Melalui Jalur Ajaran Taswuf


 Metode lain yang dimanfaatkan oleh pengikut Islam di Nusantara ialah tasawuf. Karena penduduk pulau mempercayai hal-hal gaib dengan sangat kuat, ilmu tasawuf terbukti efektif dalam menyebarkan Islam di kalangan mereka. Salah satu ulama yang menggunakan pendekatan sufistik dalam menyebarkan Islam di Jawa ialah Syekh Siti Jenar, meskipun kontroversi mengelilingi tokoh sufi ini. Salah satu murid tercinta beliau ialah Ki Ageng Pengging, keturunan terakhir Raja Prabu Brawijaya dari Kerajaan Majapahit, dan Jaka Tingkir alias Mas Karebet alias Sultan Hadiwijaya, yang kemudian menjadi Sultan pertama Kerajaan Pajang. 

Dibandingkan dengan Wali Sanga, Syekh Siti Jenar lebih berhasil menyebarkan ajarannya kepada raja-raja di Jawa. Terdapat laporan dari Kiel dalam Babad Jaka Tingkir, yang mengkaji 40 tokoh yang belajar dari Syekh Siti Jenar. 

Mereka antara lain Ki Ageng Banyubiru, Ki Ageng Getas Aji, Ki Ageng Balak, Ki Ageng Butuh, Ki Ageng Ngerang, Ki Ageng Jati, The Tingkir, Ki Ageng Watalunan, Ki Ageng Pringpus, Ki Ageng Ngangas, Ki Ageng Ngambat, Kiai Ageng Taruntum , Kiai Ageng Kitaruman , Kiai Ageng Pataruman , Patarugen , Ageng, Grand Pasture Kiai Karagen, Grand Pasture Wanasaba, Grand Pasture Gunung Pragota, Grand Pasture Gunung Pragota, Grand Pasture Karssung Grogadan Pasture Karssung hei, Persatuan Gereja Besar , Gereja Besar Pertambangan Gereja Bangsri Bangsri.

 Wali Sanga adalah tokoh tasawuf menurut Syekh Siti Jenar. Ya Syekh Siti Jenarin opetuksista, sahabat bapak ibu, sebelum Manunggaling Kawula Gusti dan raja hanya Dio. Menurut saya, instruo untuk salah satu homo kun Dio contraŭdiras instruojn of Islamo, tial ŝejko Siti Jenar estas mempertimbangkan kiel erarvaginta. Meski dianggap sesat oleh walinya, tak sedikit orang, terutama yang semula beragama Hindu, yang ternyata menerima ajaran Syekh Siti Jenar. Di sisi lain, ajaran Syekh Siti Jenar dianggap sebagai ajaran Tasawuf yang tinggi.

 Selain Wali Sanga, raja Demak yang saat itu bernama Raden Patah menentang Syekh Siti Jenari. Namun, alasan perlawanan Raden Patah bukan hanya karena ajaran Tasawuf Syekh Siti Jenar dianggap sesat dan menyesatkan, tetapi juga karena salah seorang muridnya adalah keturunan Prabu Brawijaya dan dikhawatirkan akan memberontak. Oleh karena itu, Syekh Siti Jenar terpaksa melepaskan jabatan mengajarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun